HARIAN DISWAY – Ada anggapan, seseorang yang fanatik terhadap sesuatu, pasti tidak memiliki skill sosialisasi. Termasuk kalangan penggemar K-pop (K-popers) dan penggila kebudayaan pop Jepang (wibu). Nah, anggapan ini dibantah oleh sebuah studi baru yang dirilis di Korea.
Dilansir dari Korean Times, studi itu membuktikan, jika seorang menyatakan dirinya sebagai wibu maupun K-popers, skill sosialisasi mereka tidak bermasalah. Plus, kebahagiaan mereka akan meningkat.
FANS berkerumun di depan konter penjualan kartu permainan One Piece di Tokyo Toy Show di Tokyo Big Sight, Tokyo, 8 Juni 2023.-Richard A. Brooks-AFP-
Wibu merupakan sebutan bagi penggemar berat budaya Jepang. Mulai manga, anime, dorama (drama Jepang), dan J-pop. Sedangkan K-popers merupakan penggemar berat pop culture Korea. Kebanyakan berkaitan langsung dengan musik-musik K-pop. Mulai boy group sampai girl group. Penggemar drakor dan film Korea kebanyakan tidak mau disebut K-popers.
BACA JUGA: Ketika Videotron NY Times Square Isinya One Piece
Di Indonesia, keduanya memiliki kesamaan karakter. Kedua kubu fans, baik wibu maupun K-popers, dikenal sangat fanatik terhadap idola mereka. Apakah kemampuan sosialisasi mereka buruk?
Nah, tim pengajar dan mahasiswa Kangwon National University melakukan studi soal ini. Profesor Park Hyun-ju dari Forum College of Nursing menemukan bahwa bahwa seorang wibu dan K-popers sejati akan lebih bahagia daripada yang bukan penggemar sejati. Penyebabnya, mereka memiliki skill sosialisasi yang baik.
Hasil studi Profesor Park Hyun-ju diterbitkan di Journal of the Korean Society of School Health. Di situ, timnya melibatkan sejumlah mahasiswa di Korea dan membaginya menjadi dua kelompok. Yakni otaku dan non otaku.
BACA JUGA: BTS Berulang Tahun Ke-10, Polisi Kerahkan 600 Personel untuk Amankan Perayaan
BACA JUGA: Nonton Konser K-Pop, Fans, atau Sekadar FOMO?
Otaku adalah seorang yang memiliki kekaguman terhadap sesuatu. Dalam bahasa Korea disebut deokjil. Kekaguman mereka tampak dari tindakan mengoleksi benda-beda fisik dari idola mereka. Seperti action figure, komik, miniatur, hingga permainan dari idola mereka.
TIGA FANS BTS asal Jepang berpose dengan foto dan merchandise BTS di depan kantor pos di Seoul, 13 Juni 2023. Mereka mengantre untuk membeli perangko khusus peringatan 10 tahun BTS. -Anthony Wallace-AFP-
Kelompok otaku meraih skala kebahagiaan 43,17 persen. Lebih tinggi dari kelompok non otaku yang angkanya hanya 40,21 persen. Profesor Park Hyun-ju mengatakan, ’’Keterlibatan dalam kegiatan penggemar sejati dalam kegiatan yang mereka sukai dan minati akan meningkatkan kebahagiaan mereka.”
BACA JUGA: Keuntungan Mengoleksi Merch K-pop buat Nuna Chimmy
Persepsi mengenai wibu dan K-popers yang kurang dapat bersosialisasi terpatahkan. Sebaliknya, mereka dapat meningkatkan sosialisasi dalam menjalin relasi dengan sesama penggemar yang memiliki kesukaan dan minat yang sama.