SELESAI sudah romansa kehebatan eks pasangan nomor satu dunia, pasangan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukomuljo. Memang mereka belum bubar resmi. Kevin menunggu Marcus pulih lagi. Itu harapan bersama. Namun, harapan kerap kali kontradiktif dengan kenyataan.
Bukannya pesimistis, tetapi Kevin, misalnya, perlu realistis. Usia Marcus sudah di rembang petang untuk ukuran seorang atlet. Golden age-nya sudah lama berlalu. Bayangkan, keduanya sempat menjadi ganda nomor satu dunia selama 259 pekan. Wow. Lima tahun lho.
Kini Marcus cedera. Ia harus naik ke meja operasi. Sembuh. Sudah pasti. Tetapi, untuk kembali fit seperti sedia kala, tentu tidak bisa. Marcus sudah 32 tahun. Normalnya, masa keemasan atlet dari 20 sampai 30 tahun. Sebuah studi yang dilakukan Universitas Oxford menunjukkan, masa puncak seorang atlet itu usia 22 sampai 28 tahun.
Baca Juga : Profil Rahmat Hidayat, Pasangan Baru Kevin Sanjaya Sukamuljo
Karena itulah, pelatih ganda putra Indonesia Herry Imam Piengardi akhirnya mencari alternatif lain. Ia memfasilitasi Kevin yang tengah berada di masa puncak. Seperti sudah diberitakan media massa, Kevin memilih Rahmat Hidayat. Rahmat masih muda. Usianya 20 tahun. Rahmat akan diintroduksi dengan kultur baru. Ia harus bisa bermain dari baseline. Pemain belakang. Selama ini Rahmat satu tipe dengan Kevin. Sama-main di depan net.
Saya pernah berulang-ulang bertemu Mathias Boe, eks ganda putra nomor satu Denmark. Di masa masih aktif, Boe yang terakhir berpasangan dengan Carsten Morgensen menjadi salah satu musuh bebuyutan Markus/Kevin. Boe adalah sosok yang paling benci dengan Kevin Sanjaya. Namun, di balik kebencian itu, ia tetap sportif mengatakan, ”Hans haender beveagede sig sa hurtigt som lynet.” Tangannya berkelebat secepat kilat. Di Indonesia kita kenal dengan sebutan Kevin Si Tangan Petir.
Berpasangan dengan juniornya, Rahmat Hidayat, apakah Kevin masih layak menyandang julukan Si Tangan Petir. Badminton Lovers yakin Kevin masih hegemonik. Bosan rasanya menyaksikan laga badminton kelas dunia yang kelewat prosaik dan kering. Gaya main ortodoks. Adu stroke. Adu reli. Adu drive. Adu smes keras. Tidak ada lagi intermeso sosial gaya main yang tengil tapi juga atraktif ala Kevin Sanjaya. Mathias Boe mengaku selalu geregetan dengan gaya Kevin itu. ”Terkadang kangen. Ia pemain depan terbaik yang pernah saya lihat,” ucap Boe yang kini menjadi pelatih ganda putra bulu tangkis India sejak Maret 2023.
Baca Juga : Kevin Sanjaya Sukamuljo Pilih Rahmat Hidayat Gantikan Marcus Gideon
Kita berharap pada pasangan baru itu. Ingat, dalam empat kejuaraan terakhir di kawasan Asia Tenggara dua bulan belakangan, ganda putra kita tidak berkutik. Selain Malaysia, ganda putra kita habis dibantai Malaysia, Korea Selatan, dan India. Kita tentu tidak ingin berdiam diri. Indonesia tetap ingin jadi ”raja” di nomor ganda putra.
Pasangan ganda putra Kevin Sanjaya Sukamuljo/Rahmat Hidayat layak kita beri julukan Keramat. Indonesia menunggu kiprah mereka. Badminton Lovers tentu saja berharap, habis Minions terbit Keramat. Dengan usia Rahmat yang masih kinyis-kinyis, harapan itu tentu sangatlah wajar. Semoga!