HARIAN DISWAY – Lagi-lagi Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto membuat badminton lovers (BL) kecewa berat. Ganda putra nomor satu dunia itu gagal melangkah ke babak 16 Besar China Open 2023.
Fajar/Rian takluk di tangan pasangan non-unggulan, Kim Astrup/Anders Skaarup Rasmussen dalam dua game langsung. Di Changzhou Olympic Sports Xincheng Gymnasium, Changzhou, mereka menyerah 19-21, 19-21.
Setelah menjadi juara All England 2023 pada Maret, ini adalah kali ketiga Fajar/Rian kandas di babak pertama turnamen BWF Tour.
BACA JUGA: Kandas di Babak Pertama China Open 2023 oleh Wang Chang/Liang Weikeng, Leo/Daniel Tak Punya Penjelasan
Kekalahan ini juga terasa lebih menyakitkan. Karena mengulang catatan buruk di Kejuaraan Dunia 2023. Kala itu, Fajar/Rian kalah di babak 32 Besar oleh pasangan non-unggulan. Padahal, mereka berstatus unggulan pertama.
MENGECEWAKAN! Fajar/Rian tersingkir di babak pertama China Open 2023, akui ada masalah nonteknis. -PP PBSI-
Di sisi lain, Astrup/Rasmussen membuat kejutan dengan melaju ke final Kejuaraan Dunia 2023. Mereka mengalahkan pasangan-pasangan top dunia. Seperti Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty di perempat final. Dan Liang Weikeng/Wang Chang di semifinal.
’’Hasil yang bukan menjadi harapan kami berdua,’’ kata Fajar Alfian usai pertandingan, seperti dikutip dari siaran pers PP PBSI.
BACA JUGA: Kejutan! Praveen/Melati Kalahkan Unggulan Ketujuh di China Open 2023, Ini Motivasi Mereka
’’Lawan bermain sangat sabar dan percaya diri. Mau menyerang ataupun bertahan, mereka siap. Dibandingkan kami, mereka lebih safe mainnya. Terutama di poin-poin kritis,’’ ulas pemain berusia 27 tahun itu.
Fajar lalu menunjukkan betapa kuat defense pasangan Denmark yang pernah menempati peringkat 5 dunia itu.
Ketika bola tanggungnya dismes oleh Fajar/Rian, Astrup/Rasmussen masih bisa mengembalikan. ’’Itu cukup berpengaruh bagi kami. Karena di pertandingan seperti ini, satu poin sangatlah penting,’’ jelasnya.
BACA JUGA: Bukan Cedera Lutut, Ini Penyebab Gregoria Mariska Tunjung Kalah di Babak Pertama China Open 2023
Jika dilihat poin per poin, penampilan Fajar/Rian bukannya jelek banget. Mereka memberikan perlawanan ketat. Poin susul-menyusul. Mereka bahkan sering unggul. Tapi, karena gagal memaksimalkan, pasangan Denmark selalu berhasil menyalip.
MENGECEWAKAN! Fajar/Rian tersingkir di babak pertama China Open 2023, akui ada masalah nonteknis.-PP PBSI-
’’Harusnya bola bisa masuk dulu. Tapi kami malah terburu-buru ingin mendapat poin jadi nyangkut atau keluar,’’ sesal Rian.
Fajar memahami, hasil buruk mereka di beberapa turnamen membuat lawan lebih percaya diri. Hal itu juga turut mempengaruhi penampilan mereka.
BACA JUGA: Berat! Ganda Putra Hadapi Drawing Berat China Open Setelah Pergantian Pelatih
’’Kalau dibilang kurang percaya diri tidak juga,’’ sahut Rian. ’’Kami di sini coba main lepas saja tanpa memikirkan hal lain. Hanya memang pas di lapangannya kami tidak bisa keluar dari tekanan permainan lawan dan kurang sabar,’’ papar pemain berjuluk Jombang itu.
Konsistensi memang masih menjadi masalah terbesar Fajar/Rian. Bahkan setelah menjadi pemain nomor satu dunia.
Mereka sering mengabaikan detail-detail kecil di lapangan. Seperti servis, penempatan bola, dan sebagainya. Padahal, dalam pertandingan level tinggi, detail-detail itu sangat mempengaruhi hasil akhir.
BACA JUGA: Pastikan Comeback, Anthony Sinisuka Ginting Siap All-Out di China Open
Banyak yang menyebut, performa mereka justru turun setelah menjadi pemain nomor satu dunia. Mereka dianggap belum pantas menyandang peringkat tersebut. Karena problem konsistensi tadi. Apalagi, setelah All England, mereka belum pernah meraih gelar lagi.
’’Selain teknis, faktor non teknis kami juga harus evaluasi. Banyak yang harus kami cari solusi secepatnya,’’ kata Fajar.
Dengan begini, pekerjaan rumah Aryono Miranat sebagai pelatih kepala ganda putra Indonesia yang baru menjadi berat sekali. Race ke Olimpiade Paris 2024 sangatlah ketat. Ganda putra dari berbagai negara berlomba-lomba berburu prestasi.
Aryono (dan PP PBSI) harus segera menemukan solusi. Jika tidak, jangan kaget kalau penampilan seperti ini terulang di babak pertama Olimpiade. (*)