Pemerintah juga harus terus mengedukasi masyarakat tentang judi online, karakteristiknya, hingga bahayanya terjebak dalam judi online tersebut.
Di berbagai media cetak dan elektronik maupun media sosial, terungkap ratusan orang menjadi korban.
Sebagian di antaranya sampai stres, kehilangan mobil, kehilangan rumah, dan bahkan kehilangan keluarga.
Itu semua tak lepas dari janji-janji keuntungan besar dari judi online. Maklum, judi seperti itu selalu melibatkan bandar. Bahasa kerennya risk taker dan stand by buyer.
BACA JUGA:Atur Skor Pesanan Bandar Judi
BACA JUGA:Terpikat Judi setelah Menang Sekali
Layaknya judi biasa, konsepnya menggunakan zero sum game. Bandar sebagai pengambil risiko. Yang behadap-hadapan dengan pejudi.
Caranya dibuat sangat mudah. Kadang cukup dengan memberikan tebakan saja, tanpa perlu analisis laiknya investasi.
Kalau benar, keuntungannya berlipat.
Sebaliknya, jika kalah, modalnya bisa habis dalam waktu singkat.
Itulah yang menyebabkan banyak korban berjatuhan.
Selain banyaknya korban, maraknya perjudian itu bisa memicu karakter buruk masyarakat, pragmatisme. Ingin segera kaya tanpa mau bekerja keras.
Menggantungkan nasib melalui perjudian. Dampak berikutnya adalah tingginya tindak kriminalitas di masyarakat. (*)
*) Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga