"KIM telah berjalan selama 4 tahun. Kami melatih warga dalam keterampilan digital, budaya dan etika dalam bermedia sosial, serta literasi TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi)," kata Muhammad Yulihan Firdaus, Ketua KIM Pandan Arum, Pangongangan. Dia juga mencatat bahwa tiga pilar ini selalu aktif dan terlibat dalam kegiatan pelatihan.
Bahkan, KIM Pandan Arum pernah meraih penghargaan tingkat dunia dari The International Telecommunication Union, dalam acara World Summit on the Information Society Forum 2023, sebagai Kampung Penggerak Literasi TIK Madiun.
Lurah Eva juga menginisiasi program belajar matematika gratis dan program "Gerdukulara" atau Gerakan Dukung Lansia Sebatang Kara. Program ini bertujuan merawat lansia yang tinggal sendiri tanpa memiliki keluarga yang bisa merawatnya.
Program ini telah meningkatkan rasa solidaritas dan kebersamaan warga. Tiga pilar selalu mendukung program Gerdukulara itu.
"Kami berhasil menjalankan program Verifikasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dan menempatkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dari Pangongangan di Pahlawan Street Center (PSM)," kata Lurah berusia 32 tahun tersebut.
Upaya tersebut terlihat saat mengunjungi PSM. Di sisi kiri setelah miniatur London Bridge, terdapat beberapa stan kuliner yang dikelola oleh warga Pangongangan. Lurah Eva juga mendorong warga untuk membudidayakan tanaman pangan di Balikul atau Bantaran Kali Kuliner.
Di tepi Sungai Madiun, berjejer stan-stan kuliner. Di sebelahnya, terdapat kebun greenhouse Pekarangan Pangan Lestari (P2L), tempat warga mengembangkan jamur merang, sayur-sayuran, dan lainnya untuk kebutuhan pangan.
P2L memasok sayuran untuk warga Pangongangan serta usaha katering dan warung. Sehingga pengusaha kuliner lokal tidak perlu lagi mencari bahan di tempat yang jauh, karena semuanya tersedia di P2L.
Salah satu pembudidaya dari P2L, Handoko, mengungkapkan bahwa tiga pilar ini sangat aktif dalam program-program tersebut. Mereka sering meninjau ke P2L dan berinteraksi dengan warga setempat. "Pak Babinsa dan Bhabinkamtibmas sering datang ke sini dan berbicara dengan kami. Bu Lurah bahkan sering membantu membersihkan area ini," kata pria berusia 65 tahun itu.
Dari segi pelestarian budaya, Kelurahan Pangongangan juga aktif dalam kegiatan Jagong Budaya. Ini adalah acara pertemuan rutin untuk seni tradisional maupun modern.
"Kami juga memiliki Rumah Rembug untuk menangani keluhan warga. Kami berusaha menyelesaikan setiap masalah hingga tuntas," kata Serda Yuliawan. Salah satu warga yang pernah mendapatkan bantuan dari Rumah Rembug adalah warga RW 9.
"Di lingkungan saya, pernah terjadi tindakan pencurian yang agak unik, yaitu pencurian 'rondo' (mencuri janda)," kata Suhartono, ketua RW 9. Seorang janda kepergok menyembunyikan seorang pria di dalam rumahnya.
Tindakan tersebut dilaporkan kepada tiga pilar. Pasangan yang tidak sah ini dibawa ke Rumah Rembug, di mana mereka diminta untuk menulis pernyataan agar tidak mengulangi perbuatannya. "Bu Lurah, Pak Bhabinkamtibmas, dan Pak Babinsa sangat responsif dan berhasil menyelesaikan masalah ini dengan baik," kata Suhartono.
Berkat pendampingan yang baik dari tiga pilar, lingkungan RW 9 pernah meraih juara 2 sebagai kampung yang mengimplementasikan konsep One Gate System di seluruh Kota Madiun pada tahun 2023. (*)