"Diambil isi lambungnya, ambil jaringan hatinya, darah, dan urine. Udah (tubuh korban) ditutup lagi," ungkap dokter Djaja di podcast Richard Lee.
Dari sampel kedua yang diambil di RS Polri, tidak ditemukan sianida dalam hati, darah, dan urine Mirna. Sianida hanya ditemukan di lambung, dengan kadar 0,2 mg. Hal itu bertentangan dengan hasil penelitian sampel pertama.
"Logikanya kalau ada sianida dalam kadar besar, terus kemudian jadi kecil, itu mungkin masuk di akal. Tapi kalau tidak ada kemudian jadi ada, itu kan tanda tanya. Dari mana?," cetus pria lulusan Kobe University, Jepang, tersebut.
Kadar sianida dalam tubuh Mirna juga disebut sangat kecil untuk bisa mengakibatkan kematian pada manusia. Kadar yang bisa mengakibatkan kematian biasanya antara 150-250 mg.
"Jadi jika 150 ml masuk ke lambung, dan lambung kita penuh air, maka 150 ml/liter, itu 2 jam setelahnya harusnya masih ada di urine, di darah, di hati," jelas dokter Djaja.
Tidak Ditemukan Tiosianat
KASUS Jessica Wongso: ahli fonresik yakin yang bunuh Mirna Salihin bukan sianida. Foto: Jessica Wongso diadili atas kematian Mirna Salihin.-Netflix-
Djaja menjelaskan, sianida mampu menyebabkan kematian apabila masuk ke aliran darah, bukan ke lambung. Seperti yang kita ketahui, dari lambung sari makanan akan menuju ke hati untuk didetoksifikasi. Alias penetralan racun. Jadi sianida dinetralkan dengan tiosianat alami dalam tubuh manusia.
"Maka salah satu tanda bahwa dia sudah kemasukan sianida adalah ada tiosianat di dalam hati, darah, dan urine. Bahkan kalau diperiksa di liur juga ada. Nah itu (di jasad Mirna Salihin, Red) tidak ada," jelas dokter Djaja.
BACA JUGA: Ketua LSF: Film Ice Cold Tidak Ungkap Fakta Baru
Ditemukan Tukak Lambung
Penemuan dokter ahli forensik yang memeriksa mayat Mirna Salihin ternyata tidak cocok dengan gejala orang yang keracunan sianida.
Ia menemukan darah hitam dalam lambung, serta terdapat tukak lambung atau luka pada lambung Mirna. Penemuan luka tersebut diambil dan diperiksa, dan ternyata hasilnya adalah sel radang bulat.
"Jadi kalau ada luka baru, misalnya karena bahan kimia, maka yang ada itu sel PMN (Polymorphonuclear). Tapi kalau udah lama, prosesnya udah kronis, maka sel radanganya bulat-bulat semua, yaitu limfosit dan monosit," jelas dokter Djaja.