SEUSAI dijamu makan oleh Jokowi, tiga calon presiden (capres) bertemu wartawan. Peta menunjukkan posisi 2-1. Artinya, dua orang khawatir adanya kecurangan. Satunya lagi tidak membahas isu tersebut.
Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo menunjukkan kerisauan. Walaupun kata-katanya dikemas dengan cara tidak menyindir Presiden Jokowi, keduanya menunjukkan kekhawatiran dicurangi. Sementara itu, Prabowo Subianto lebih banyak bercerita soal nikmatnya menu jamuan.
Prabowo, yang dulu khawatir dengan kecurangan, sekarang tak menunjukkan kerisauan. Apakah itu karena Gibran bin Jokowi bilang, ”Tenang Pak Prabowo. Saya sudah di sini.”
BACA JUGA:Partai Relawan
BACA JUGA:Capres-Cawapres: Deklarasi Kesabaran
Hanya sehari berselang dari jamuan itu, sudah ada kubu yang teriak diperlakukan sewenang-wenang. Kubu Ganjar protes dengan sikap Pemda Bali yang membersihkan baliho Ganjar saat Jokowi berkunjung ke sana.
Itu adalah protes pertama kubu Ganjar. Menunjukkan sudah mulai muncul indikasi pemda ikut bermain.
Sebelum kubu Ganjar, kubu Anies sudah teriak protes duluan. Rencana mereka kumpul-kumpul di Gedung Indonesia Menggugat (GIM) Bandung tiba-tiba dibatalkan Pemda Jawa Barat. Izin tak terbit. Di Bekasi, kubu Anies juga mengalami hal yang sama.
BACA JUGA:Populisme ala Jokowi
BACA JUGA:Kabinet pun Bakal Berkubu
Dari kasus di atas, sudah jelas sumbu dari protes kubu Ganjar dan Anies adalah pemerintah daerah. Sebagian besar kepala daerah sekarang berstatus Pj (penjabat). Mereka diangkat pemerintah sebagai pelaksana kepala daerah, menunggu pejabat definitif dari pilkada serentak.
Pj gubernur di provinsi di Jawa adalah orang yang secara personal juga dekat dengan Jokowi. Misalnya, Gubernur DKI Jakarta Heru Budi dekat saat Jokowi menjadi gubernur Jakarta. Jokowi jadi presiden, Heru Budi jadi sekretaris presiden.
Pj Gubernur Jabar Bey Machmuddin sehari-hari juga di sekitar Jokowi sebagai deputi protokol dan media sekretariat presiden. Pj Gubernur Jateng Komjen (purn) Nana Sudjana. Pengganti Ganjar itu dekat Jokowi saat menjadi kepala Polres Solo (2010). Saat Jokowi menjabat wali kota.
BACA JUGA:Survei, Sure Pay, Share Pay
BACA JUGA:Sapu Jagat ala Jokowi