Survei, Sure Pay, Share Pay

Survei, Sure Pay, Share Pay

Ilustrasi survei, sure pay, dan share pay -Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

SEJUMLAH lembaga survei selalu merilis hasil yang menempatkan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin) di nomor buncit. Namun, kali ini pendukung pasangan Amin itu marah. Seperti kehabisan kesabaran.

Itu karena Amin mendapat elektabilitas  5 persen suara. Padahal, selama ini kendati hasilnya sering di peringkat terakhir, angka survei masih berkisar 15 hingga 30 persen. 

Nah, angka 5 persen itulah yang membuat lembaga survei LSI Denny JA kena somasi. Yang menyomasi adalah DPW Nasdem Sumut. Itu karena survei itu di wilayah Sumatera Utara. 

BACA JUGA:Survei Terbaru LSI Denny JA: Prabowo Masih Unggul Atas Ganjar dan Anies dalam Pilpres 2024

BACA JUGA:Survei ARCI: Elektabilitas Prabowo Unggul di Jatim dengan Nilai 39,33 Persen

Hasil survei yang melorot hingga 5 persen itu seperti dedaunan di musim gugur. Ketua DPW Nasdem Sumut  Iskandar mengungkapkan, pada survei LSI Mei 2023, elektabilitas Anies pada posisi 32,6 persen. 

Ia heran dengan survei terbaru yang berjarak 4 bulan, tiba-tiba menjadi 5 persen. Hanya dalam waktu 4 bulan kehilangan hampir 28 persen. Kalau dirata-rata melorot 7 persen per bulan itu. Itulah yang dianggap tidak wajar. Aneh.

Dalam survei yang disomasi Nasdem  tersebut, Ganjar Pranowo meraih 65 persen, Prabowo Subianto 30 persen, Anies hanya 5 persen. ”Kami keberatan dengan survei itu dan ingin mengujinya,” ujar Iskandar. Ia pun meminta buka-bukaan sumber dana survei.

BACA JUGA:Survei Polstat, Prabowo Unggul Peroleh Dukungan Loyalis Jokowi

BACA JUGA:Hasil Survei Capres di Sumatera Barat, Prabowo Masih Ungguli Anies dan Ganjar

Saya kebetulan mengikuti grup diskusi medsos yang melibatkan kedua pihak. Yakni, grup yang mayoritas pesertanya adalah para pendukung garis keras Anies dan grup diskusi yang isinya ada Denny JA. 

Di grup kelompok pro-Anies itu, berbagai reaksi yang menghujat Denny sambung-menyambung. Banyak juga kritik bersifat ilmiah yang mempertanyakan metode yang digunakan Denny. Maklum, peserta grup diskusi itu mulai para akademisi, para politikus, mantan anggota parlemen, hingga wartawan. 

Mereka mempertanyakan sampel respondennya. Ada yang mencurigai  respondennya tidak mewakili proporsional yang menjadi basis kubu Anies. Karena itu, mereka menuntut buka-bukaan data. Juga, buka-bukaan metode kluster pengambilan sampel. Juga, menuntut Denny buka-bukaan siapa yang menjadi penyandang dana survei.

BACA JUGA:PBB-Gelora Siap Dukung Prabowo Jadi Capres, Ganjar Masih Unggul di Survei

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: