HARIAN DISWAY – Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) melontarkan kritik bahwa imej "gemoy" alias menggemaskan yang ditonjolkan oleh pasangan capres nomor 2 Prabow Subianto - Gibran Rakabuming Raka tidak lebih dari sekedar gimmick.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Shohibul Iman. Menurutnya, pertunjukan gimik yang minim gagasan bisa membuat demokrasi menjadi tidak sehat. Sementara itu, Partai Amanat Nasional (PAN) yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) menanggapi dengan santai kritikan ini. Menurut Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi, PAN mengartikan gemoy sebagai bahasa gaul gen z. “Gemoy ini menunjukkan rasa keakraban, kerekatan hubungan pribadi karena gemas atau gemes. Lah kemudian, netizen malah menempelkan istilah gemoy ke Pak Prabowo, kok dibilang politik enggak sehat?” kata Viva Senin, 27 November 2023. “Ini namanya Jaka Sambung naik ojek, kagak nyambung jek, hehehe,” lanjutnya. BACA JUGA:Nusron Wahid Klaim Mayoritas Masyayikh Di Jawa Timur Dukung Prabowo BACA JUGA:Prabowo Berdiskusi dan Terima Masukan dari 68 Kiai di Ponpes Langitan, TubanPAN balas PKS kalau "gemoy" itu menjadikan demokrasi lebih sehat. Hal tersebut telah ditegaskan oleh Viva Yoga Mauladi (Wakil Ketua Umum PAN) dan Saleh Prataonan Daulay (Ketua DPP PAN). Sumber foto dari instagram @ybe.id. Viva menyebut Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran lebih memprioritaskan kompetisi pilpres melalui ide, gagasan, pemikiran, dan program. Semuanya itu sudah tertuang di 8 visi misi asta cita, 17 program prioritas, dan 8 program hasil terbaik cepat sebagai dokumen resmi pasangan calon Prabowo-Gibran yang harus diperjuangkan. Viva menyakini bahwa masyarakat telah mengetahui gagasan dan program dari Prabowo-Gibran. Mulai dari konsep hilirisasi industri, ekonomi biru, ekonomi hijau, kedaulatan pangan, energi, dan air, serta membangun dari desa, lalu ada penegakan dan reformasi hukum dan pemerintahan. BACA JUGA:Prabowo-Gibran Kompak Hadiri Rakornas Gakkumdu Bawaslu BACA JUGA:Ridwan Kamil Jelaskan Strategi Silaturahmi Untuk Menangkan Prabowo - Gibran di Jawa Barat “Gemoy itu panggilan kesayangan Pak Prabowo. Apa hubungannya dengan demokrasi ya?”, ujar Viva. Justru menurut Viva, julukan Gemoy yang melekat pada Prabowo itu akan membawa demokrasi menjadi lebih sehat, lebih indah dan bersahabat. "Tidak boleh marah-marah dan menyebarkan kebencian atau hoaks demi kepentingan electoral di pilpres,” ucapnya. Di samping itu, Ketua DPP PAN Saleh Prataonan Daulay membicarakan tentang hal yang serupa. TKN Prabowo-Gibran menurut Saleh telah mendekati masyarakat dengan visi dan misi, serta program kerja, pemikiran, dan gagasan. BACA JUGA:DPT Jabar Terbesar di Indonesia, Ridwan Kamil Minta TKD Prabowo - Gibran Bertempur Habis - Habisan BACA JUGA:Warga Tana Toraja Sambut Gibran dibawah Guyuran Hujan “Yang banyak diserang itu dengan narasi dan opini tidak sehat adalah Prabowo-Gibran. Ada kampanye dan isu negatif, menyerang personal, dan bahkan ada cenderung yang fitnah juga. Apa yang dilakukan TKN Prabowo-Gibran? Ya, senyum dan kerja keras. Senyum walau difitnah, kerja keras untuk membuktikan hasil kerja,” ucap Saleh. Selain itu, ia menambahkan juga kalau penggunaan julukan “gemoy” itu bukan yang dibuat oleh TKN Prabowo-Gibran. Itu murni muncul dari masyarakat. Dimulai dari netizen yang ramai di media sosial. Sekarang banyak yang dipakai dan menjadi trending. “Bisa dilihat jejak digitalnya. Tidak baik menuduh kalau kami hanya gimmick. Bagi kami, istilah “gemoy” itu justru wujud dari kesukaan, kecintaan, dan kedekatan. Begitulah politik. Ada gerbang dimana semua orang bisa masuk. Syukur gerbang yang dibuat itu adalah masyarakat,” jelasnya. BACA JUGA:Ditunjuk Jadi Ketua TKD Prabowo - Gibran Jabar, Ridwan Kamil Targetkan 60 Persen Suara di Jabar. BACA JUGA:Selain Gemoy, Prabowo juga Tegas dan Penyayang, Kata Ketua TKD Jabar Ridwan Kamil “Tapi aneh juga. Katanya mau kampanye gagasan? Kok malah pembicaraannya malah melenceng ke tuduhan gimmick politik ya? Bukankah tuduhan seperti itu juga bukan gagasan? Hehe. Jangan menembak orang, malah lupa menyasar ke diri sendiri,” lanjutnya. Saleh pun menjelaskan kalau Prabowo-Gibran sudah biasa dipandang sebelah mata. Ia membiarkan masyarakat yang menilai. Bila ada yang senang dengan gemoy, tentu TKN Prabowo-Gibran menghargai hal tersebut. "Kalau orang dilarang mengekspresikan penggunaan kata gemoy, apakah itu bukan mengekang kebebasan berekspresi? Di negara demokrasi, hal itu tidak boleh dilakukan. Apalagi oleh politisi yang tentunya mengaku demokratis," sambungnya.(*)