Selain PBB yang digratiskan, kata Anies, kebijakan lainnya adalah pengalokasian anggaran perawatan bagi tempat bersejarah agar tidak menjadi beban bagi ahli waris.
"Kemudian infrastruktur pendukung juga perlu ditingkatkan. Sehingga semakin banyak masyarakat yang bisa menjangkau tempat-tempat bersejarah ini dan mengambil hikmah dari semua peristiwa bersejarah yang pernah terjadi di masa lalu. Itu komitmen kami bagi tempat-tempat bersejarah," papar Anies.
Sedangkan di Rumah Bersejarah Djiauw Kie Siong, para ahli warislah yang merawatnya, menanggung seluruh pembiayaan, juga membayar pajaknya. Ia mengaku prihatin dengan situasi tersebut.
BACA JUGA: Anies Baswedan akan Kunjungi 3 Negara Jika Terpilih Jadi Presiden, Mana Saja?
BACA JUGA: 4 Tantangan Global Menurut Anies Baswedan, Tawarkan Solusi Kekuatan Berbasis Nilai
Jika terpilih menjadi presiden pada Pilpres 2024, ia berjanji menerapkan kebijakan terkait tempat bersejarah. Untuk meringankan beban keluarga pahlawan.
ANIES Baswedan ke rumah Proklamasi di Karawang, janji biayai perawatan situs bersejarah. -Tim Media AMIN-
Anies Baswedan bersyukur bisa melihat langsung Rumah Bersejarah Djiauw Kie Siong dan berbincang dengan ahli waris. Capres yang berpasangan dengan Muhaimin Iskandar sebagai cawapres itu memuji keputusan para ahli waris yang merawat dan mempertahankan bentuk asli rumah tersebut.
BACA JUGA: Harmoni Lintas Agama: Anies Baswedan Hadiri Mubes Persatuan Gereja Pantekosta
"Walaupun merekanya (ahli waris) tidak pernah mengeluh, walaupun merekanya tidak pernah minta (bantuan). Kalau ditanyakan apa yang diminta, nggak ada yang diminta," papar Anies Baswedan.
"Ya diperhatikan saja (oleh pemerintah). Ini sebuah keluarga yang memilih untuk merawat tempat bersejarah yang seharusnya negara ikut mengurusi," tandas capres berusia 54 tahun tersebut. (*)