HARIAN DISWAY - Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin akan meluncurkan pasukan perlindungan maritim terbaru dengan nama sandi sementara Operation Prosperity Guardian.
Pasukan tersebut ditugaskan untuk melindungi pelayaran kapal dari serangan Houthi Yaman di Laut Merah.
Hal ini dilakukan AS di tengah semakin meningkatnya serangan-serangan drone dan roket milisi Houthi Yaman yang menyasar kapal-kapal dagang yang berlayar menuju ke pelabuhan Tel Aviv.
Austin secara resmi akan mengumumkan rincian pasukan terbaru itu selama dia mengunjungi negara-negara di Timur Tengah sejak Minggu, 17 Desember 2023.
Saat itu, Austin telah berada di Tel Aviv, Israel untuk bertemu dengan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dan jajaran kabinet perangnya.
“Saya akan bertemu @yoavgallant, @IsraeliPM, & Kabinet Perang untuk menegaskan kembali komitmen kuat Amerika terhadap Israel, membahas operasi IDF untuk membubarkan Hamas, & menggarisbawahi perlunya melindungi warga sipil dari bahaya dan memungkinkan aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza,” tulis pernyataan Austin dalam X (Twitter) pada Senin, 18 Desember 2023.
Operation Prosperity Guardian memiliki tugas sama seperti Satuan Tugas 153 yang sudah beroperasi di Bahrain.
Namun, pasukan terbaru ini memiliki kekuatan militer lebih besar dalam memberikan jaminan bagi pelayaran kapal komersial dari serangan Houthi di Laut Merah.
BACA JUGA:Amerika Serikat Ajukan Proposal Reformasi Pemerintahan Palestina Pasca Perang Israel - Hamas
Harapannya, mereka dapat melewati Laut Merah dengan aman tanpa perlu melewati Tanjung Harapan.
Rute Tanjung Harapan di Afrika Selatan membuat kapal dapat menempuh perjalanan dua minggu lebih lama jika dibandingkan rute Laut Merah.
Sebanyak lima perusahaan pelayaran besar saat ini telah menghentikan kapal mereka melewati rute Laut Merah.
Mereka takut jika kapalnya mendapatkan serangan dari Houthi Yaman sebagai bentuk protes terhadap serangan Israel di Gaza, Palestina.
BACA JUGA:Ngaku Khilaf! Tentara Israel Tembak 3 Warga Israel Hingga Tewas dan Berdalih Tak Sengaja