“Itu pesannya yang bagaimana kadang-kadang kemewahan membuat mata buta melihat karya Tuhan,” tandasnya. Ia berharap melalui pohon Natal yang dibuat dari anyaman yang dianggap limbah ini dapat mempererat kerukunan antar umat beragama. Khususnya sesama umat Kristen.
Selain disibukkan dengan menghias pohon Natal, jemaat lain membantu bersih-bersih seluruh lingkungan gereja. Tentu untuk memberikan rasa nyaman ketika ibadah Natal digelar. (*)