HARIAN DISWAY – Kinerja Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dibawah kepemimpinan Prabowo Subianto dikritik oleh calon presiden nomor urut 1 dan 3, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.
Kritikan teraebut dilancarkan keduanya pada momen debat ketiga capres yang diselenggarakan pada Minggu, 07 Januari 2024.
Dalam ajang tersebut, Anies dan Ganjar menilai Kementerian Pertahanan di bawah pimpinan Prabowo anjlok.
Mereka bahkan memberikan nilai rendah untuk itu. Ganjar yang menilai Kemenhan dengan skor 5 dari 10, sedangkan Anies yang bahkan memberikan nilai lebih buruk lagi dengan skor 11 dari 100 untuk Kemenhan saat ini.
Kinerja Prabowo sebagai seorang Menteri Pertahanan (Menhan) dipertanyakan karena tidak dapat menunjukkan data yang valid setelah membantah data-data yang dimiliki oleh Ganjar dan Anies terkait Kementerian Pertahanan.
BACA JUGA:Prabowo Jawab Kritikan Soal Pengadaan Alutsista: Baru Atau Bekas Bukan Ukuran, Tapi Usia Pakai
Meskipun demikian, ternyata Kemenhan dibawah kepemimpinan Prabowo pernah mendapat sorotan dan pujian dari media asing.
Salah satunya adalah The Diplomat. Media asing yang pernah menyoroti keberanian manuver Prabowo selama menjabat sebagai seorang Menteri Pertahanan.
Sejak diangkat sebagai seorang Menteri dari Kementerian yang membawahi masalah pertahanan negara, Prabowo dianggap telah berhasil menguatkan posisi Kementerian Pertahanan Indonesia.
Hal ini dikarenakan tidak hanya masalah pertahanan saja yang diserahkan kepada Prabowo, melainkan juga tentang kebijakan luar negeri Indonesia.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengangkat Prabowo sebagai seorang Menhan pada 2019 silam, meyakini jika Prabowo dapat melakukan semuaa tugas itu.
Ia bahkan mengaku jika Prabowo lebih paham dan mengerti tentang masalah-masalah tersebut dibanding dengan dirinya.
BACA JUGA:Ketum PSSI: Tak Banyak Figur yang Murni Ingin Majukan Sepakbola Seperti Prabowo
Selain itu, secara formal dan informal Prabowo mendapat jaringan yang kuat. Hal ini dikarenakan, Partai Gerinda berada di Komisi I DPR RI.
Komite parlemen ini merupakan komite yang mengawasi isu-isu kebijakan pertahanan, sehingga memungkinkan politisi Gerindra untuk mendukung menteri dari dalam parlemen.