Selama berumrah, banyak pesan masuk ke HP kami, mendoakan agar kami menjadi jamaah yang mabrur dan lancar melaksanakan seluruh rangkaian ibadah umrah.
Selama melaksanakan umrah, kami lega karena telah tuntas mendoakan hal-hal yang terbaik untuk anak kami, orang tua kami, sanak-saudara kami, kolega kami di FISIP Universitas Airlangga, para dekan, rektor, wakil rektor, sekretaris universitas, ketua senat akademik, dan orang-orang baik yang ada di sekitar kami.
Khusus kepada rektor, kami mendoakan semoga amal-baiknya senantiasa diridai dan diberkahi Allah SWT.
BACA JUGA: The Other Side of Umrah (3): Toleransi di Masjid Nabawi
Pasca-umrah adalah masa yang penuh cobaan dan tantangan. Tidak sedikit orang mengingatkan kami, jangan sampai kami menjadi haji (kecil) ”tomat”, menyatakan tobat, tetapi kemudian kembali kumat pada pola hidup kami yang lama –yang penuh dengan kesalahan dan dosa.
Kami sendiri sadar tidak banyak hal yang bisa kami lakukan pasca-umrah. Kami hanya berjanji pada diri sendiri, sepulang ke tanah air, kami akan berusaha menjadi orang yang lebih baik –yang lebih peka berempati terhadap penderitaan orang lain di sekitar kita.
BACA JUGA: The Other Side of Umrah (2): Berdoa di Tanah Suci untuk Kolega
BACA JUGA: The Other Side of Umrah (1): Bersikap Ikhlas Ternyata Tidak Mudah
Tidak mudah, memang. Itulah ujian berat yang bakal kami hadapi nanti. Semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepada kami untuk dapat memenuhinya. (*)