HARIAN DISWAY - Alvin Lim begitu menyukai ungkapan "授人以鱼，不如授人以渔" (shòu rén yǐ yú, bù rú shòu rén yǐ yú). Yang artinya Anda sudah tahu semua: lebih baik memberikan jala ketimbang memberikan ikan.
"Karena dengan memberikan pancing, bukan ikan, akan membuat orang tidak kelaparan lagi," kata pengacara yang terkenal dengan keberaniannya mengungkap hal-hal yang sensitif dan salah seorang dari 12 pendiri LQ Indonesia Law Firm itu.
Tentu, memberikan "ikan" bukan berarti tidak berharga. Tetapi, ini hanya akan memenuhi kebutuhan jangka pendek dan menunda sementara datangnya celaka. Salah-salah, malah akan bikin kecanduan dan meninabobokkan. Ketika "ikan"-nya habis, maka tamatlah riwayat.
Makanya, pitutur luhur Tiongkok lainnya menyarankan kita, "临渊羡鱼不如退而结网" (lín yuān xiàn yú bù rú tuì ér jié wǎng): daripada berdiri di tepi sungai berharap dapat ikan, mending pulang ke rumah merajut jaring.
Masalahnya, tidak semua orang tahu bagaimana caranya menganggit jala. Lagi-lagi, kendati lebih baik daripada diberi ikan, tapi diberi jalanya langsung tetap cuma akan menunda sementara dan tidak menyelesaikan permasalahan sebenarnya.
Untuk itulah, mengajari orang bagaimana membuat jala, adalah jalan keluar yang tidak boleh ditunda-tunda. Supaya, seperti yang dibilang Alvin tadi: tak ada lagi orang yang kelaparan lalu mati.
BACA JUGA: Cheng Yu Pilihan Owner Omega Mas Dietmar Dutilleux: Jun Zi Cang Qi Yu Shen, Dai Shi Er Dong
Runyamnya, agaknya ada yang sengaja mempertahankan kondisi kelaparan ini dengan hanya memberikan "ikan" dan tidak memberikan --apalagi mengajari membuat-- "jala" untuk menangkap sendiri ikannya. Tujuannya mungkin agar bisa memanfaatkan orang-orang yang kelaparan itu demi meraup kepentingan politiknya.
Tenang, itu terjadinya cuma di Konoha. Mereka memang harus belajar ke Indonesia, yang punya konstitusi mengamanatkan penyelenggara negaranya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. (Anna Quan Wong dan Novi Basuki)