Simbol pada bagian dada jersey Spezia Calcio sangat eksklusif. Klub Serie A lainnya enggak ada yang punya. Simbol itu adalah Tricolore, bendera tiga warna Italia, yang dibingkai bentuk bulat telur. Ada tulisan 1944 di situ. Pengingat kejayaan klub kelahiran 1906 itu di masa nestapa Perang Dunia II.
MUSIM panas 1944 adalah momen yang mencekam di Italia. Perang Dunia II sudah mulai masuk fase pemungkas. Tentara Nazi dan kekuatan fasis Italia masih bercokol. Sedangkan Pasukan Sekutu yang dipimpin Jenderal Sir Harold Alexander dari Inggris terus merangsek. Masuk dari sisi selatan semenanjung Italia dengan kekuatan penuh.Jerman yang mulai kewalahan pun membuat strategi baru. Mereka membangun Gothic Line. Ini adalah garis pertahanan yang disebut sebagai Linea Gotica dalam bahasa Italia.
Garis itu adalah parit pertahanan yang membentang dari timur ke barat. Membelah Italia jadi dua. Sisi utara dikuasai Nazi dan pendukung fasisnya. Di sisi selatan ada Pasukan Sekutu yang terus bergerak ke atas.
Parit pertahanan tersebut sepanjang 340 kilometer. Para pembuatnya adalah 150 ribu pekerja paksa dan tawanan perang. Di Gothic Line itu, Nazi mengerahkan semua sumber daya. Pasukan bersiaga, persenjataan berat pun siap tempur. Sangat menegangkan.
Tentu, situasi itu sangat mengganggu Spezia Calcio. Betapa tidak, tim itu bermarkas di La Spezia, kota pelabuhan di sisi timur Italia, di bawah Genoa dan di atas Pisa.
BACA JUGA:Romelu Lukaku Dilepeh Sana-sini, AS Roma Siap Tampung, Tapi..
BACA JUGA:Sayonara AC Milan! Giroud Akan Hengkang ke MLS Akhir Musim, Ini Klubnya..
Dan La Spezia adalah titik awal Gothic Line yang menjulur sampai Pesaro di Barat. Tak pelak, La Spezia menjadi target serangan Pasukan Sekutu agar garis pertahanan Nazi itu runtuh.
Perang yang berkecamuk tentu merusak iklim kompetisi sepak bola Italia. Juga dunia.
Liga mandek. Terutama di sisi selatan Gothic Line yang pertempurannya begitu sengit.
Sedangkan di sisi utara Gothic Line, Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) memilih membuat kompetisi anyar. Pesertanya adalah klub-klub yang bermarkas di wilayah utara Negeri Pisa tersebut.
Simbol Unik di Jersey Spezia Calcio; Pengingat Scudetto saat Perang Dunia, Diakui setelah Separo Abad. Garis merah di utara Florence itulah Gothic Line yang membagi Italia menjari dua pada 1944.-National Museum WW- Dan FIGC yang kala itu bermarkas di Milan menamai kompetisi tersebut Campionato Alta Italia. Terjemahan bebasnya: Kejuaraan Sepak Bola Italia Sisi Atas. Tentu, nama itu merujuk pada klub peserta yang semuanya dari sisi tengah dan utara Italia. Dan Spezia Calcio adalah peserta kompetisi ’’darurat’’ tersebut. Ya, benar-benar darurat. Negara darurat. Tim juga darurat. Bayangkan, Spezia—yang nongkrong di empat besar pengujung Serie B musim 1942/1943—sedang kacau. Presiden klub, Coriolano Perioli, dideportasi ke Jerman. Lalu, enam anggota skuad inti berada di selatan Ghothic Line. Tak terjangkau. Juga tidak bisa menyeberang ke utara. BACA JUGA : Agak Laen! Ini Tampilan jersey Terbaru Real Madrid Bersama Adidas Y-3 BACA JUGA:Inter Milan vs Napoli 1-1: Nerazzurri Masih Perlu 5 Kemenangan Lagi Scudetto Tim Darurat
Tim darurat pun dibentuk. Anggotanya adalah Pasukan Pemadam Kebakaran Brigade 42 La Spezia. Sebagai pelayan publik, anggota pasukan itu memang dibebaskan dari wajib militer. Dan tim anyar itu pun ’’dibaptis’’ dengan nama VVF Spezia. Ini merujuk pada singkatan resmi Vigili del Fuoco. Artinya: Tim Pemadam Kebakaran. Simpel, bukan?
Manajer tim darurat itu adalah Ottavio Barbieri. Ia adalah mantan pemain Genoa yang pernah dua kali meraih scudetto. Juga mantan pemain timnas Italia di era 1920-an. Barbieri meramu tim itu dengan beberapa pemain dari Genoa, Livorno, dan Napoli.
Saking daruratnya, tim itu bermarkas di kantor pemadam kebakaran. Jangan bayangkan ada bus tim yang mentereng. Alat transportasi mereka adalah, tentu saja: truk pemadam kebakaran! Lengkap dengan semprotan air dan tangga darurat!
Simbol Unik di Jersey Spezia Calcio; Pengingat Scudetto saat Perang Dunia, Diakui setelah Separo Abad. Inilah skuad juara Spezia pada 1944.-Korps Nasional Pemadam Kebakaran Spezia-
Siapa sangka, keadaan darurat itu justru membuat VVF Spezia bertanding habis-habisan. Apalagi, Barbieri, sang allenatore, meracik catenaccio—pertahanan gerendel ala Italia—dengan strategi ofensif.
Taktik itu cespleng. Mujarab. Spezia melewati penyisihan grup dengan mulus. Mereka menekuk tim kuat yang disegani kala itu. Sebut saja, Suzzara, Parma, dan Modena.