“Enggak sampai dijahit sih, tapi puji Tuhan bisa tampil maksimal,” sambung pria kelahiran 30 Agustus 2001 itu.
Anda sudah tahu: jadwal dinas anggota sangat padat. Namun, Theovanis bisa mengatur jadwal tugasnya dengan latihan bersama untuk drama Jalan Salib.
Dia sadar, memerankan tokoh utama harus maksimal. “Diusahakan selama latihan, enggak bertabrakan dengan kedinasan saya,” katanya.
BACA JUGA:Persiapan Paskah Paroki Hati Kudus Yesus, Gongnya di Teater Penyaliban Yesus saat Jumat Agung
BACA JUGA:Jumat Agung Khusyuk di Surabaya, Umat Gelar Teatrikal Kenang Kisah Sengsara
Theovanis dan muda-mudi Paroki Santo Mikael lainnya hanya mengadakan latihan sebanyak lima kali.
“Kita latihannya kurang lebih hanya lima kali pertemuan, di hari Minggu,” jelas prajurit asal Tarakan itu.
Namun, mereka bisa menghasilkan drama yang memikat hati umat. Tujuannya, agar umat bisa merenungkan makna sengsara dan wafat Yesus Kristus pada Jumat Agung.
Sejumlah Umat Kristiani dari Gereja Katolik Santo Mikael Menyelenggarakan Tradisi Visualisasi Jalan Salib dalam Perayaan Tri Hari Suci Paskah 2024 di Gereja Santo Mikael Surabaya, Jawa Timur, Jumat, 29 Maret 2024.-Julian Romadhon-Harian Disway
Selepas ibadah Tablo Jalan Salib usai, umat bergegas menghampiri Theovanis dan memberinya ucapan selamat.
Senyumnya merekah ketika teatrikal tuntas. Letih dan lesu terbayar ketika pujian umat berdatangan. Bahkan Theovanis ketagihan.
Dia ingin memerankan Yesus lagi tahun depan. “Untuk saya pribadi merasa tertantang. Kalau bisa, tahun depan saya mau memerankan Yesus lagi,” tutupnya dengan 'darah' yang sudah mengering.
Penampilan Theovanis sebagai Yesus telah meninggalkan jejak yang mendalam di hati umat. Penghayatannya yang luar biasa dan semangatnya yang pantang menyerah menginspirasi banyak orang untuk merenungkan makna Paskah dengan lebih mendalam.
(Agustinus Fransisco)