SENIN, 25 Maret 2024, para dekan dari semua fakultas di lingkungan Universitas Airlangga –bersama rektor dan wakil rektor plus direktur pendidikan– berkumpul di Ruang Rapat Amerta Lantai 4 Kantor Manajemen Universitas Airlangga. Agendanya adalah rapat penetapan evaluasi semester gasal 2023/2024.
Rapat kali ini adalah rapat yang paling tidak mengenakkan karena kami harus membicarakan dan memutuskan apakah masih memberikan kesempatan kepada mahasiswa yang sudah di ujung masa studi ataukah kemudian merelakan mereka harus drop out.
Tiap semester kami rapat untuk memastikan nasib sebagian mahasiswa yang berada dalam situasi genting. Para mahasiswa yang sudah melewati batas waktu studi atau indeks prestasi kumulatifnya tidak memadai adalah mahasiswa yang posisinya benar-benar di ujung tanduk.
BACA JUGA: Terimbas Gempa, Konstruksi RS Unair Akan Dihitung Ulang
Kalau berbicara idealnya, siapa pun mahasiswa tentu diharapkan mampu belajar dengan baik, kemudian lulus sebagai sarjana yang mampu berkiprah dalam pembangunan dan dunia usaha.
Meski demikian, tidak semua mahasiswa beruntung mampu menyelesaikan studinya tepat waktu. Setiap semester selalu saja ada sebagian mahasiswa yang terpaksa harus dievaluasi, lalu kemudian diputuskan untuk undur diri.
DROP OUT DAN UNDUR DIRI
Alasan mahasiswa tidak mampu menyelesaikan studi sesuai waktu yang ditetapkan sudah barang tentu bermacam-macam. Sepintas, kalau mau mudahnya, memang bisa dikatakan mahasiswa yang tidak lulus adalah mahasiswa yang tidak memiliki kompetensi yang diharapkan. Namun, dari hasil penelusuran di lapangan diketahui bahwa faktor penyebab mahasiswa terancam drop out ternyata bermacam-macam.
Kalau berbicara idealnya, mahasiswa yang sudah bersusah payah ikut tes dan kemudian lolos seharusnya belajar dengan sungguh-sungguh dan berusaha sekuat tenaga agar tidak drop out (DO). Sungguh merupakan hal yang ironis jika mahasiswa yang sudah berjuang keras untuk lolos tes masuk ke PTN yang bergengsi seperti Universitas Airlangga ternyata kemudian harus gugur di tengah jalan. Ini adalah hal yang benar-benar memprihatinkan.
BACA JUGA: Dekat Kampus Unair, Para Mahasiswa Bisa Kongko Seru di Roemah Kita Cafe and Resto
Prinsip yang dikedepankan Universitas Airlangga adalah bagaimana kami tetap mengedepankan kepentingan terbaik mahasiswa. Rapat menetapkan keputusan nasib mahasiswa, semaksimal mungkin Universitas Airlangga akan mengupayakan memberikan kesempatan agar mahasiswa dapat lulus.
Namun, ketika waktu benar-benar habis dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, khususnya Dikti tidak lagi bisa mengeluarkan PIN untuk ijazahnya, dengan berat hati mahasiswa yang bersangkutan harus direlakan DO.
Rektor Universitas Airlangga Prof Muhammad Nasih dalam arahannya menyatakan bahwa di Universitas Airlangga jangan sampai terjadi mahasiswa putus kuliah karena persoalan keterbatasan ekonomi. Mahasiswa yang malas kuliah kemudian drop out itu soal lain.
BACA JUGA: Akhirnya Pendidikan Dokter Unair Hadir di Banyuwangi