KETIDAKPASTIAN global dan eskalasi geopolitik membawa dampak signifikan terhadap investasi portofolio. Instrumen penyimpan nilai seperti emas dan dolar terus diburu. Emas mencatat rekor tertingginya Selasa, 16 April 2024.
Begitu juga dolar AS yang terus menguat sehingga nilai rupiah mencapai titik terendah di atas Rp 16.000 di awal April ini.
Selasa harga emas menyentuh harga USD 2.392 per troy ounce (31,11 gram) dan ditutup di USD 2.390. Itu harga penutupan emas tertinggi sepanjang sejarah.
BACA JUGA: Imbas Israel Serang Iran: Rupiah Makin Anjlok, Ongkos Impor Ugal-ugalan, Waktunya Investasi Emas
Di saat berbarengan rupiah mengalami tekanan hingga Rp 16.000 per dolar AS, harga emas di dalam negeri tercatat mencapai Rp 1.320.000 per gram (Aneka Tambang/Antam). Bahkan, harga pembelian kembali (buyback) mencapai Rp 1.215.000 per gram.
Nilai itu bisa disebut harga tertinggi emas Antam sepanjang masa. Dengan harga itu, dalam 3,5 bulan sejak Januari, keuntungan emas sudah mencapai 7,62 persen. Bahkan, dalam enam bulan ini emas sudah mencatatkan keuntungan hingga 13,76 persen.
Enam bulan lalu emas Antam diperdagangkan di harga Rp 1.068.000 per gram.
BACA JUGA: Crazy Rich Surabaya, Budi Said Resmi Tersangka Penipuan Emas Antam
Jika kita melihat harga masa lalu, emas bisa disebut sebagai komoditas perkasa. Sangat layak untuk menyimpan kekayaan dalam jangka panjang. Dalam lima tahun, misalnya, emas memberikan keuntungan 82,84 persen.
April 2019, harga emas Antam ada di harga Rp 664.500 per gram. Sementara itu, dalam 10 tahun emas telah memberikan gain sebesar 112,78 persen.
Itu berarti, rata-rata harga emas naik 11,3 persen per tahun dalam 10 tahun terakhir. Bahkan, jika dilihat dalam 15 tahun ini, harga emas telah naik 155,79 persen. Tahun 2009, harga emas baru Rp 475 ribu.
Jika melihat situasi geopolitik yang masih panas, potensi harga emas terus mencatat rekor masih terbuka. Selain Rusia-Ukraina yang tak kunjung selesai, konflik Israel-Palestina belum reda.
BACA JUGA: Harga Emas Masih Tertekan
Itu ditambah langkah Iran yang menyerang Israel sebagai pembalasan serangan negeri Zionis itu ke kantor kedutaan Iran di Suriah dua pekan lalu.
Emas memang dipandang investor sebagai komoditas yang mampu melindungi tabungan mereka dari gerusan inflasi. Meski demikian, emas hanya cocok untuk investasi jangka panjang. Sebab, sebagai barang tradeable, harga emas tetap fluktuatif dalam jangka pendek.