SURABAYA, HARIAN DISWAY - Berada di kawasan Kota Lama Surabaya, Kokoon Hotel Surabaya pun mengusung konsep heritage dalam tiap sudutnya. Memang bangunan hotel tersebut adalah bangunan lama yang dipercantik. Jejak-jejak heritage itulah yang digemari oleh pengunjung.
Remang lampu di bagian depan Kokoon Hotel Surabaya. Syahdu romantis khas Eropa klasik. Masuk ke lobi, terdapat meja kayu dengan pajangan beragam telepon dering berbagai warna. Sebelum orang mengenal smartphone.
Dengan telepon itulah komunikasi antar-individu dapat terhubung.Di samping meja itu terdapat mesin stensil jadul. Masih berfungsi hingga kini. Kemudian di belakangnya terdapat mesin ketik. Uniknya, mesin ketik itu beraksara latin.
BACA JUGA: Surabaya Tourism Awards 2024: Hari Kedua Pra-awarding, Semua Agenda Menghibur
Para pemenang Surabaya Tourism Award 2024: Kokoon Hotel Surabaya (1). Suasana Eropa klasik tempo dulu di Arch Bistro Kokoon Hotel Surabaya.-Boy Slamet-HARIAN DISWAY
"Kami menggunakan mesin ketik aksara latin itu untuk menulis kata-kata sambutan bagi para tamu yang menginap. Ditulis di atas kertas seukuran post card," ujar General Manager Kokoon Hotel Andreas Ragil Raharjo.
Sisi selatan bagian depan ruangan hotel terdapat bilik kaca tertutup. Di dalamnya sebuah sumur dari batu bata, dengan ember kayu di atas. Sumur itu, juga barang-barang jadul lain yang ada di Kokoon, merupakan peninggalan dari pemilik sebelumnya.
"Kami tidak menyingkirkan begitu saja barang-barang kuno tersebut. Sebab, justru menjadi keunikan tersendiri jika digunakan sebagai hiasan interior," ungkapnya. Sumur itu pun masih berfungsi. Masih ada air di dalamnya.
BACA JUGA: Para Model Cilik Ramaikan Hari Kedua Surabaya Tourism Awards 2024
Begitu pula bentuk bangunan tengah hotel tersebut. Yakni ruang makan dengan konsep arsitektur Eropa klasik. Di sisi kiri terdapat cekungan-cekungan seperti pintu masuk berbentuk arch. Tapi telah ditutup sepenuhnya. Menyisakan bentuk lengkungan artistik.
Hanya bagian belakangnya saja yang masih terbuka. Tidak ditutup dengan dinding. Sebab, jadi pintu menuju ruangan bar dan dapur. "Maka, restoran kami di ruang tengah ini dinamakan The Arch Bistro. Terdapat 5 arch, dan yang paling ujung tersambung dengan ruang bar," ungkapnya.
Bangunan itu pertama kali didirikan tahun 1920. Dulu sebagai kantor perusahaan korek api. Kemudian pada '80-'90an, digunakan sebagai officer rental. Kemudian sempat disewakan ke berbagai perusahaan luar, hingga pada 2017 jadi hotel.
Para pemenang Surabaya Tourism Award 2024: Kokoon Hotel Surabaya (1). Cover bungkus korek api produksi pabrik korek sejak 1920an, yang kini bangunan kantor pabrik korek api tersebut digunakan oleh Kokoon Hotel Surabaya.-Boy Slamet-HARIAN DISWAY
BACA JUGA: Praktik Make-Up dan Pementasan Seni di Surabaya Tourism Awards 2024 Hari Kedua
Logo-logo bungkus korek api pun dipajang di ruang belakang Kokoon Hotel. "Kami menyimpan tiap logo bungkus korek tersebut. Disatukan, dibingkai, jadi pajangan yang menarik," terang pria asal Semarang itu.