JAKARTA, HARIAN DISWAY - Untuk kedua kalinya secara beruntun, Jonatan Christie menelan hasil pahit. Ia tersingkir di babak 32 besar Indonesia Open 2024. Hasil yang sama juga terjadi pekan lalu di Singapore Open 2024.
Jonatan Christie membuat badminton lovers sakit hati karena ia disingkirkan bukan oleh pemain unggulan. Bahkan lawannya, Leong Jun Hao, asal Malaysia, berstatus waiting list.
Jadi, peringkatnya sebenarnya tidak masuk kualifikasi Indonesia Open. Waktu pendaftaran Indonesia Open 2024, ia masih ada di peringkat 36 dunia, sebelum pekan ini naik ke perigkat 32.
BACA JUGA:Tunggal Putra Rontok di Babak Pertama Indonesia Open 2024, Ricky Subagja: Entah Ada Masalah Apa...
Di sisi lain, Jonatan Christie adalah tunggal putra nomor 3 dunia, juara All England, dan juara Asia sekaligus. Ia tidak seharusnya kalah oleh Leong Jun Hao.
INDONESIA Open 2024: Jonatan Christie kandas di 32 Besar oleh Leong Jun Hao. -Broto Happy W-PP PBSI
"Entah apa, saya juga sangat tidak puas dengan permainan saya sendiri dalam dua turnamen ini," tutur Jonatan setelah laga, Rabu, 5 Juni 2024.
"Saya rasa (pertandingan) ini cukup penting. Tapi saya justru bermain terlalu terburu-buru," ia mengakui.
Jojo kalah 13-21, 21-16, 12-21. Mengejutkan. Tapi seharusnya sudah dapat diantisipasi. Sebab, Leong juga yang menyingkirkan Anthony Sinisuka Ginting di babak 16 besar Singapore Open 2024 pekan lalu.
BACA JUGA:Indonesia Open 2024: Pengakuan Anthony Sinisuka Ginting Usai Kandas di Babak Pertama
BACA JUGA:Indonesia Open 2024: Gregoria Mariska Tunjung Lolos ke 16 Besar, Malah Hadapi Dilema
Leong melaju hingga babak perempat final sebelum takluk dari Viktor Axelsen 12-21, 11-21.
Jojo menambahkan, sejak game pertama ia kurang tenang melawan Leong. Akibatnya, ia menjadi tidak fokus pada strateginya sendiri. Pertemuan pertama Jojo dengan Leong berakhir dalam waktu 62 menit.
INDONESIA Open 2024: Jonatan Christie kandas di 32 Besar oleh Leong Jun Hao asal Malaysia. -Broto Happy W-PP PBSI
"Saya kurang tenang memantapkan strategi sendiri. Jadinya bukan fokus ke strategi. Tapi malah ke kondisi lapangan yang kurang enak, shuttlecock, angin. Jadi itu yang saya rasa jadi pelajaran," papar pemain kelahiran 15 September 1997 itu.