Terdapat berbagai lorong menuju ruangan-ruangan dalam gedung tersebut. Seperti salah satu ruangan yang memajang mesin penghitung uang logam. Terdapat tuas-tuas yang fungsinya untuk menghidupkan mesin dan menjalankan fitur-fitur penghitungan.
Di ruangan lainnya terdapat berbagai foto tentang bentuk gedung De Javasche Bank sebelum 1910, dan bentuk Neo Renaissance yang tetap dipertahankan hingga kini. Terdapat papan-papan keterangan berisi berbagai informasi sejarah. Seperti VOC dan usaha-usaha pembiayaan perdagangan, sistem ekonomi kolonial, hingga keadaan Bank Indonesia pada masa awal usai perang kemerdekaan.
Di ruangan selanjutnya terdapat pajangan genteng dan ubin peninggalan De Javasche Bank. Kemudian pameran uang kuno, baik uang logam maupun uang kertas yang digunakan pada era VOC hingga era pemerintahan kolonial Belanda.
BACA JUGA: Para Pemenang Surabaya Tourism Award 2024: Kokoon Hotel Surabaya (1)
Mesin kliring yang digunakan staf Bank Indonesia pada masa lalu pun ada. Masih terawat dan bersih. Kemudian memasuki lantai tiga, terdapat bilik-bilik yang konstruksinya terbuat dari kayu. Jendelanya terpasang kawat-kawat berongga.
De Javasche Bank menerima penghargaan juara 2 kategori Education & Based Tourism diwakili Annisa Zaraswati (dua dari kanan) dari Disbudporapar Surabaya. --HARIAN DISWAY
Dari keterangan yang tertera, bilik-bilik dengan jendela berongga itu merupakan tempat pengambilan uang pada zaman dulu. Dibuat bilik yang agak tertutup untuk menjamin privasi nasabah. Agar orang lain tak mendapat informasi tentang jumlah uang yang ditarik dan sebagainya.
Museum yang informatif, terjaga kebersihannya, serta faktor sejarahnya itu yang membuat De Javasche Bank terpilih sebagai juara 2 kategori Education & Based Tourism. Dengan museum, masyarakat bisa mengakrabi sejarah. (Guruh Dimas Nugraha)
BACA SELANJUTNYA: Pemenang Surabaya Tourism Award 2024 (15): DoubleTree by Hilton Surabaya Merangkum Surabaya Kontemporer