Kasus Polwan Briptu Fadhilatun Nikmah, 26, membakar suami, Briptu Rian Dwi, 27, sampai tewas, disoroti Kompolnas. Komisioner Kompolnas Poengky Indarti kepada pers Selasa, 11 Juni 2024, mengatakan, ada dua kemungkinan penyebab. Pertama, tersangka gila. Kedua, postpartum depression.
TERSANGKA gila, sangat kecil kemungkinannya. Sebab, Fadhilatun lolos tes masuk Polri. Juga, sehari-hari dia aktif berdinas sebagai anggota Polri di bagian SPKT (Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu) Polres Mojokerto. Kalaupun dia mengalami gangguan jiwa, sedikit saja, pasti komandan segera tahu.
Poengky Indarti: ”Pertanyaan kami (Kompolnas), mengapa polwan yang bakar suami itu bisa lolos tes psikologi saat penerimaan dulu?”
BACA JUGA: Emosi, Bakar Suami sampai Mati
Padahal, seleksi calon polisi sangat ketat, termasuk tes psikologi. Padahal, rekrutmen calon anggota Polri telah menggunakan sistem Bersih, Transparan, Akuntabel, dan Humanis (Betah). Di sana pengujinya adalah para ahli dari internal Polri dan eksternal, termasuk Kompolnas.
Seandainya terjadi kesalahan dalam tes tersangka Fadhilatun, ketika dia diuji dulu, kesalahan (kecolongan) tidak cuma pada para penguji dari Polri, tapi juga tim ahli dari Kompolnas. Dan, itu adalah timnya Poengky Indarti juga. Jika mengkritik hal tersebut, Poengky sama saja ”menepuk air di dulang, tepercik muka sendiri”.
Atau, menurut Poengky, kemungkinan kedua: Tersangka mengalami postpartum depression alias depresi pasca melahirkan. Mengakibatkan tersangka bertindak irasional. Akhirnya terjadi tragedi itu.
BACA JUGA: Diduga Baby Blues, Polwan Tega Bakar Suami di Mojokerto, Ini Penjelasan Psikolog Maya Hugeng!
Kemungkinan kedua itu lebih mendekati kenyataan. Fadhilatun ibu tiga anak. Semuanya laki-laki. Sulung usia 2 tahun, adiknya kembar kini usia empat bulan. Jadi, baru 16 pekan lalu Fadhilatun melahirkan. Memungkinkan dia mengalami hal itu. Bertindak agresif irasional.
Apakah postpartum depression itu? Apakah pengidapnya bisa membunuh orang terkasih mereka?
Dikutip dari BBC, 21 Januari 2020, berjudul Postpartum Psychosis: I Tried to Kill My Baby and Husband, ternyata pengidap depresi jenis itu bisa (berpotensi) membunuh suami. Ada faktanya, yang dimuat di BBC itu.
Dikisahkan, perempuan bernama Laura, 31, dari Chesterfield, Derbyshire, Inggris, didiagnosis mengidap itu. Dia kepada BBC menceritakan, mengenang kembali momen dia mencoba membunuh bayi dan suami. Untung, bayi dan suami tidak sampai mati.
Laura didiagnosis menderita kondisi tersebut pada 14 hari setelah melahirkan. Suatu hari ia menyetir mobil, yang ditumpangi suami, Dan, 33, serta bayi anak mereka, Olivia.
Mendadak, Laura ngebut. Lalu, dengan sangat yakin mobil melaju menuju dinding tembok di suatu tikungan jalan. Arah mobil jelas menuju tembok. Pada momen itu, suami Laura mengamati wajah Laura secara cermat, dalam hitungan detik. Kelihatan, pandangan mata Laura kosong. Tanpa ekspresi. Seperti orang sedang melamun.
Seketika, secepat petir, Dan meraih kemudi, membelokkan arah mobil secara drastis. Menikung 90 derajat. Roda mobil berderit ngesot. Sebab, saat itu juga Laura menginjak pedal rem.