Setelah pemaparan materi usai, sesi lain yang tidak kalah seru ialah patient sharing session. Dalam sesi ini, beberapa pasien yang terpilih diajak untuk menceritakan pengalaman mereka, hingga bisa survive dari depresi.
Salah satu pasien yang berkesempatan untuk menceritakan pengalamannya ialah Citra, atau yang kerap disapa Apris. Ia menceritakannya via Zoom.
Wanita yang saat ini ia sedang bekerja sebagai communication officer di salah satu perusahaan internasional ini mengungkapkan bahwa ia telah didiagnosa bipolar dan borderline personality disorder sejak 4 tahun lalu.
BACA JUGA: Kenali Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Kesehatan Mental dan Cara Mengatasinya
“Selama depresi tuh, aku kayak ngga punya semangat hidup, kehilangan minat dalam hal apa pun, sampai self harm juga,” jelas Apris. Ia menuturkan bahwa pekerjaannya menjadi terganggu.
Karena ia menjadi pribadi yang tertutup semenjak mengalami depresi. “Harapan hidup rendah saat itu, sudah desperate. Jadi aku memutuskan untuk cari pertolongan ke psikiater,” ujar wanita asal Jakarta itu.
Setelah berusaha menemukan psikiater yang tepat. Apris bertemu dengan dr. Aimee melakukan konsultasi. Ia mengaku merasa cukup terbantu setelah berkonsultasi dengan dr. Aimee. Ia pun masih rutin berobat dan berkonsultasi hingga saat ini.
BACA JUGA: Layanan Kesehatan Mental untuk Setiap Organisasi
Sebagai penutup, Apriz memberikan motivasi kepada para pejuang depresi lainnya, bahwa diagnosa bukanlah akhir dari segalanya, tapi itulah perjalanan awal untuk mengenali diri sendiri.
“Depresi hanya sebagian kecil dari dirimu, jangan biarin depresi men-take over kehidupanmu. Depresi harus kita yang ngendaliin,” tutup wanita dengan nama lain Citra itu.
Setelah sesi patient sharing session, sesi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Para peserta terlihat antusias untuk bertanya. Pertanyaannya beragam, mulai dari berbagai hal terkait kesehatan mental.
National Hospital Surabaya menggelar seminar awam tentang kepribadian yang menjadi faktor utama depresi. Tampak dr. Aimee sedang menjelaskan tujuan manusia diciptakan oleh Tuhan. -Moch. Sahirol Layeli-HARIAN DISWAY
BACA JUGA: Menulis sebagai Terapi: Kekuatan Journaling untuk Meningkatkan Kesehatan Mental Mahasiswa
Seperti cara mengatasi stres, tanda-tanda depresi, dan cara menemukan support system yang tepat. Sesi terakhir ditutup dengan pembagian doorprize dan foto bersama. Salah seorang peserta menuturkan kesannya mengikuti seminar ini.
“Seminarnya menarik, dan mungkin buat orang-orang yang belum berani ke psikiater, akan termotivasi untuk mencari support system ke tenaga profesional setelah ikut seminar ini,” ujar wanita bernama Fatikha itu.
Sebagai penutup, pemateri seminar awam, dr. Aimee menyampaikan pesannya. “Tidak perlu malu untuk pergi ke psikiater. Pergi ke psikiater bukan berarti lemah. Tapi mungkin Anda hanya berusaha menjadi kuat untuk waktu yang terlalu lama,” pungkasnya. (*)