Karena merasa kasihan kepada keledainya kalau harus membawa mereka berdua di tengah cuaca yang terik. Orang-orang yang melihat mereka, mencibir mereka bodoh karena punya keledai yang bisa ditunggangi tapi tidak ditunggangi.
Namun, setelah ditunggangi oleh anaknya karena ayahnya bilang kuat berjalan kaki, orang-orang balik mengatai si anak durhaka karena membiarkan ayahnya yang tua renta bersusah-susah jalan kaki sedangnya dirinya enak-enak menunggang keledai.
BACA JUGA: Cheng Yu Pilihan Anggota DPRD dan ketua DPD PSI Kota Semarang Melly Pangestu: Yan Xing Yi Zhi
Giliran anaknya turun dan ganti ayahnya yang naik keledai, orang-orang mengecap sang ayah tak punya belas kasihan karena membiarkan anaknya bercapek-capek jalan kaki sedangkan dirinya berleha-leha di atas keledainya.
Ya, orang-orang akan selalu menemukan cara untuk mencari-cari kesalahan kita. Maka tak heran bila Imam Ali menasihati kita, "Tidak perlu menjelaskan tentang dirimu kepada siapa pun, karena yang menyukaimu tidak butuh itu, dan yang membencimu tidak akan percaya itu."
Intinya, walau bagaimana pun, filsuf Mencius menyarankan kita untuk tetap "乐善不倦" (lè shàn bù juàn): senang dan tak pernah lelah berbuat baik. (*)