Surabaya, HARIAN DISWAY - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unair menghimpun dukungan lintas fakultas untuk mengawal kasus pemecatan sepihak Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Budi Santoso oleh Rektor Unair Mohammad Nasih.
Presiden BEM Unair Aulia Thaariq Akbar mengatakan, sejak hari Jumat, 5 Juli 2024 pihaknya melakukan konsolidasi pada semua fakultas di Unair untuk mengumpulkan dukungan.
BACA JUGA:Organisasi Dokter Kecam Pemecatan Dekan FK Unair Budi Santoso
Dalam pernyataannya kepada Harian Disway, Aulia Thaariq yang akrab disapa Atha ini menargetkan untuk melakukan audiensi langsung kepada rektor Unair.
“Ya, sejauh ini memang target kita bisa untuk meminta langsung pihak yang bertanggung jawab, dalam hal ini rektor untuk menyampaikan langsung alasan atau keterangannya, kenapa kok akhirnya (Dekan FK Unair,Red) diberhentikan,” jelasnya.
BEM Unair Himpun Dukungan Tiap Fakultas Untuk Desak Jawaban Rektor Atas Pemecatan Dekan FK Unair-Presidem BEM Unair Atha (Kiri) dan Wakil Presiden BEM Unair Ricky (Kanan)-athaariq akbar
Hal ini dilakukan Atha dan pengurus BEM Unair lainnya dalam upaya kontribusi pengawalan kasus Prof Bus, panggilan akrab Budi Santoso dari unsur mahasiswa yang berperan menampilkan bagaimana kebebasan berakademik penting untuk dijunjung tinggi.
“Jadi ga boleh kemudian, mahasiswa atau dosen atau pimpinan fakultas dan sebagainya itu, ketika bersuara menolak kebijakan pemerintah, seharusnya justru kampus itu menjadi tempat yang aman, jangan sampai kampus itu tunduk sama pemerintah,” ujar Presiden BEM yang resmi dilantik pada Mei lalu.
Atha juga menjelaskan upaya lain yang telah ditempuh BEM Unair untuk menunjukkan dukungan kepada Prof Bus melalui kajian komprehensif yang diunggah di akun instagram @bem_unair pada Jumat pagi hari.
Ribuan Mahasiswa Unair Beri Dukungan Kepada Dekan FK Unair Lewat Media Sosial - 5 Poin tuntutan BEM Unair atas Pencopotan Dekan FK Unair--bem unair
Kajian tersebut disusun oleh pengurusnya dalam Kementerian Sosial dan Politik dengan judul “Save Prof. Bus; Korban Persekusi Kebebasan Akademik”.
Kajian itu berisi kronologi kejadian pemecatan Prof Bus, ketidakpatuhan rektor pada Pasal 53 tentang Statuta Unair yang memberikan potensi persekusi kebebasan akademik, hingga penolakan dan tuntutan civitas akademika dan alumni Unair dalam kasus pemecatan Dekan FK tersebut.
“Meskipun ini ranah domestiknya teman-teman fakultas kedokteran, tapi melihat ada poin penting yang harus kita kawal bersama. Yakni kebebasan berpendapat,” jelas Atha.
BACA JUGA:Dekan FK Unair Yang Lantang Tolak Wacana Kemenkes soal Impor Dokter Asing Dipecat