Gus Nadir menegaskan bahwa NU bertindak di atas 4 pilar, yakni tasamuh (toleransi), tawasuth (moderasi), tawazun (seimbang), serta i’tidal (tegak lurus).
Pria yang dikenal sebagai Ujang itu menilai bahwa keputusan menemui Presiden Israel itu tak sesuai dengan pilar tawazun dan i’tidal yang digagas NU.
Gus Nadir mengatakan bahwa sebelum memutuskan tindakan apapun, NU akan mempertimbangkan berbagai hal. Dalam konteks ini, hal yang harus dipertimbangkan adalah situasi geopolitik dan kondisi lapangan kasus genosida Israel atas Palestina saat ini.
Orang-orang berjalan melewati puing-puing dan bangunan yang rusak di distrik Tuffah di timur Kota Gaza pada 8 Juli 2024 di tengah konflik yang sedang berlangsung di wilayah Palestina antara Israel dan Hamas.-UMAR AL-QATTAA / AFP-
Begitu juga dengan pilar i’tidal. Sebelum membuat keputusan, seyogyanya warga Nahdliyin tersebut mengingat kembali sikap lembaga internasional juga pemerintah nasional terkait kasus tersebut
Putera bungsu Almarhum KH. Ibrahim Hosen ini menjelaskan bahwa posisi presiden di Israel hanyalah sebagai jabatan seremonial belaka. Israel cenderung memusatkan keputusan pemerintahan ke Perdana Menteri Benjamin Netanyahu beserta jajaran kabinetnya.
Jadi, melakukan perjumpaan dengan Presiden Israel bukanlah suatu pilihan yang tepat karena yang lebih mengenal kondisi lapangan pemerintahan Negara Yahudi itu adalah sang Perdana Menteri.
BACA JUGA:Israel Kembali Serang Gaza Kurang Seminggu dari Pelaksanaan Perundingan Gencatan Senjata
BACA JUGA:Ribuan Demonstran Banjiri Jalanan Israel Desak Netanyahu Pulangkan Para Sandera
Terakhir, Eks ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini menyarankan bahwa sebaiknya tokoh, aktivis, hingga ulama menghindari undangan pertemuan seperti yang sudah dilakukan warga Nahdliyin itu.
Apalagi, saat kasus yang terjadi belum usai. Dia menjelaskan bahwa undangan seperti itu ternyata sudah lama berjalan dan selalu berujung kontroversial.
“Yang untung cuma Israel dengan kunjungan dari NU. Mudaratnya lebih banyak,” pungkas Gus Nadir dalam postingannya.(*)