PWNU Jatim Tegaskan Netral di Tengah Konflik PBNU, Fokus Bina PCNU dan MWC NU

PWNU Jatim Tegaskan Netral di Tengah Konflik PBNU, Fokus Bina PCNU dan MWC NU

Suasana Rapat Syuriah-Tanfidziyah PWNU Jatim di Gedung PWNU Jatim, tak terganggu kisruh PBNU -PWNU Jatim-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur menyatakan sikap tidak memihak siapapun terkait polemik struktural di tingkat PBNU

Saat ini di internal PBNU sedang terjadi perpecahan dengan dua kelompok utama. Yang pertama sering disebut kelompok Kramat (berdasarkan Jalan Kramat Raya, Kantor PBNU) yang terdiri dari KH. Yahya Cholil Staquf dan para pendukungnya, dan Kelompok Sultan (berdasarkan rapat pleno yang diadakan di Hotel Sultan, Jakarta) yang diawaki oleh Rais Aam PBNU KH. Miftachul Akhyar dan pendukungnya. 

PWNU Jatim menyatakan, memihak salah satu di antara keduanya bisa mendorong perpecahan. Sementara PWNU Jatim justru mendukung persatuan.

Hal itu ditegaskan Ketua Tanfidziyah PWNU Jatim KH Abdul Hakim Mahfudzh (Gus Kikin) dan Wakil Rais Syuriah PWNU Jatim KH Abdul Matin Djawahir dalam pleno Syuriah-Tanfidziyah di Kantor PWNU Jatim, Surabaya, Selasa.

"Dalam silaturrahmi ke cabang (PCNU) yang saat ini sudah menjangkau 24 cabang atau kurang 18 cabang lagi, ada beberapa pengurus yang tanya, PWNU Jatim mendukung siapa? Saya tegaskan PWNU Jatim mendukung NU," kata Gus Kikin.

BACA JUGA:Tragedi Pemakzulan di PBNU saat Ini! Ketegangan Elite yang Merusak Marwah Organisasi Islam Terbesar

Dalam rapat pleno yang dihadiri Rais Syuriah PWNU Jatim KH Anwar Manshur itu, Gus Kikin menegaskan bahwa PWNU Jatim mendukung NU berarti tidak memihak, karena keberpihakan itu mendorong perpecahan, padahal NU justru anti-perpecahan.

"Kita tidak fokus pada polemik, tapi kita fokus membina cabang (PCNU,Red) dan MWC (NU tingkat kecamatan,Red), karena itu kita fokus pada silaturrahmi sejak 19 November 2025 hingga Februari 2026. Jadi ramai di atas, tapi di bawah segar," katanya.

Selain fokus pada pembinaan PCNU/MWC, pengasuh Pesantren Tebuireng, Jombang, Jatim itu juga menyikapi rencana peringatan Satu Abad NU di Gelora Bung Karno Jakarta pada tanggal 31 Januari 2026 dengan istikhoroh atau mengadakan acara internal PWNU yang cukup akbar.

Sikap Gus Kikin itu pun didukung Wakil Rais Syuriah PWNU Jatim KH Abdul Matin Djawahir. "Silaturrahmi kita ke PCNU/MWC NU itu sudah lama kita adakan sebelum ada polemik di PBNU, jadi seperti siram-siram yang segar," katanya.

Menurut dia, polemik PBNU cukup diselesaikan PBNU. Sementara PCNU, MWC NU, dan struktural kepengurusan di tingkat bawah tetap jalan. "Silaturahmi justru membuat PCNU lebih tenang dan gembira. Karena ada kebersamaan," katanya. 

BACA JUGA:Forum Kiai NU Jawa Desak MLB, Siap-Siap Bikin PBNU Tandingan

Hal yang sama juga dikemukakan Wakil Ketua Tanfidziyah PWNU Jatim Prof DR H Maskuri Bakri. "Alhamdulillah, selama saya ikuti silaturahmi ke cabang-cabang, pengurus cabang umumnya menyambut kunjungan PWNU sebagai langkah yang adem, " katanya.

Ia menilai turba/silaturrahmi itu tidak sekadar pertemuan struktural, tetapi menjadi ajang konsolidasi besar yang mempertemukan semangat, pengalaman, dan arah gerak organisasi NU di wilayah strategis Jawa Timur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: