Program residensi Legato Jazz Camp, Bromo Jazz Camp, masih berlangsung. Pada 18 Juli 2024, kedelapan peserta semakin mengintensifkan latihan. Sebagai persiapan untuk tampil dalam Jazz Gunung Bromo dan Kemisan Jazz.
Kevin Yosua, Hansen Arief, dan Sri Hanuraga. Ketiga mentor kelas musik jazz di Bromo Jazz Camp tampak lega. Sesekali mereka tersenyum melihat para peserta residensi memainkan lagu-lagu sulit.
Para peserta berjumlah delapan orang. Yakni: Mahanada Putra Yapari (Nada), Ratna Winahyu Utami, Laurentius Bob Erdy Wiranata, Cheryl Felicia Kalianto, Sheryl Joanna Angelica, Rifky Putra Pratama, Nicolas Chandra Nareshwara Gunawan, dan Yosua YB.
BACA JUGA:Jazz Gunung Bromo, Begini Serunya Residensi Bromo Jazz Camp
Residensi Bromo Jazz Camp, Jazz Gunung Bromo, Jelang Tampil Makin Intens Latihan. Kevin Yosua (kanan) berbincang dengan Laurentius Bob. Keduanya sharing tentang pola permainan bass dalam musik jazz.-Julian Romadhon-HARIAN DISWAY
Kedelapan peserta itu dibagi dua kelompok. Masing-masing memang sudah lihai secara musikal. Dibimbing musisi jazz profesional, tentu akan semakin matang.
Mereka musisi terpilih dari seleksi ketat sejak mengikuti program Legato Jazz Camp di Solo, pada Mei 2024. Saat mereka bermain, ada satu-dua kesalahan atau missing note itu wajar. Sebab, lagu-lagu yang mereka mainkan tergolong sulit.
Ketika salah seorang peserta pemain keyboard membawakan lagu The More I See You (Harry Warren), Hanuraga sedikit mengernyitkan dahi. Ia lalu menghampiri dan memberi contoh pola melodis dan harmoni.
BACA JUGA:Jazz Gunung Bromo 2024: Siap Bediding Yuk
Hanuraga memainkan lagu itu dengan harmoni keyboard melalui empat bar alunan melodis. "Jika dibahasakan, melodi itu satu kalimat. Sedangkan harmoni itu empat kali lipatnya melodi. Artinya, dalam satu harmoni bisa terdiri dari empat pola melodi," jelasnya.
Maka memahami harmoni musik pun butuh waktu. "Tidak bisa cepat atau instan. Kami beritahu pattern-pattern tertentu. Kalian mungkin bisa mengikuti. Tapi untuk mencapai harmoni, itu butuh latihan terus-menerus. Apalagi lagu yang kalian bawakan saat Kamis dan Jumat nanti banyak yang susah," terang keyboardis 38 tahun itu.
Bagi para mentor, kedelapan peserta itu punya potensi bagus. Namun, harus latihan lebih intens. "Tugas mereka lumayan banyak. Terutama masalah harmoni. Meski berimprovisasi, tapi jika bicara tentang harmoni itu kompleks," ungkap Kevin.
BACA JUGA:Jazz Gunung Indonesia Gelar Bromo Jazz Camp, Kuatkan Ekosistem Musik Jazz
Residensi Bromo Jazz Camp, Jazz Gunung Bromo, Jelang Tampil Makin Intens Latihan. Mahanada Putra Yapari, peserta termuda residensi Bromo Jazz Camp. Usianya masih 14 tahun.-Julian Romadhon-HARIAN DISWAY
Seperti ketika Laurentius Bob, salah seorang peserta, memainkan pola bass Little Boy. Kevin menghampiri dan menunjukkan pattern yang lebih inovatif. "Little Boy yang pernah dibawakan Ray Brown ini secara teknis, bassnya bermain dengan pola two feel dan walking. Cukup unik. Terutama saat memainkan two feel," ungkapnya pada Bob.
Kevin menunjukkan bahwa deretan kord dalam teknik two feel dalam lagu Little Boy: 1-3-5-7. "Ray Brown lebih diatonis. Lebih melodic sense," ungkap basis 33 tahun itu. Ia menunjukkan permainan kord yang lebih variatif. Terutama saat memasuki teknik walking.