Jazz Gunung Bromo, Begini Serunya Residensi Bromo Jazz Camp

Jazz Gunung Bromo, Begini Serunya Residensi Bromo Jazz Camp

Jazz Gunung Bromo, Begini Serunya Residensi Bromo Jazz Camp. Latihan jazz dengan didampingi mentor musisi profesional. Para mentor memberi materi tentang melodi dan harmoni musik.-Julian Romadhon-HARIAN DISWAY

Bromo Jazz Camp sebagai bagian dari event Jazz Gunung Bromo sedang berlangsung. Diawali sejak 16 Juli, para peserta residensi dari Legato Jazz Camp mengikuti berbagai kelas musik jazz yang diampu oleh tiga mentor. Puncaknya, mereka akan tampil langsung di Jazz Gunung Bromo.

Interior payung-payung hias di bagian atap. Lampu-lampu hias dengan nyala temaram. Suasana semakin syahdu dengan irama lagu-lagu jazz. Dibawakan oleh dua kelompok musisi secara bergantian. 

Bertempat di restoran Rehat Bromo, sebanyak 8 musisi berlatih musik jazz. Dalam rangka Bromo Jazz Camp, rangkaian dari gelaran Jazz Gunung Bromo.

BACA JUGA:Jazz Gunung Bromo 2024: Siap Bediding Yuk

Harian Disway melihat langsung proses tersebut. Dari Surabaya ke Sukapura, Probolinggo, menggunakan Wuling Almaz Turbo. Mobil nyaman dan kuat segala medan. 

Kedelapan musisi tersebut merupakan peserta residensi dari Legato Jazz Camp, event yang digelar oleh PT Jazz Gunung Indonesia sejak Mei 2024. Kedelapan musisi itu didampingi oleh tiga mentor musisi jazz profesional: Kevin Yosua, Sri Hanuraga, dan Hansen Arief


Jazz Gunung Bromo, Begini Serunya Residensi Bromo Jazz Camp. Suasana latihan jazz yang diikuti para peserta terpilih dari ajang Legato Jazz Camp.-Julian Romadhon-HARIAN DISWAY

"Mereka ini peserta Legato Jazz Camp yang pertama kali diadakan di Solo. Konsisten ikut terus hingga sekarang. Kami apresiasi konsistensi mereka. Pun, telah mengikuti proses seleksi," ungkap Kevin. 

BACA JUGA:Jazz Gunung Indonesia Gelar Bromo Jazz Camp, Kuatkan Ekosistem Musik Jazz

Seleksi melibatkan 43 peserta. Kemudian disaring hingga tinggal 8 orang. Merekalah yang dinilai memiliki kompetensi untuk bermain jazz. Skill yang sudah terasah semakin tajam kala dimentori oleh ketiga musisi tersebut. 

Kelas yang diberikan meliputi private instrument, ensembel class, dan lain-lain. Pada hari kedua, 17 Juli, mereka kembali berlatih. Ketiga mentor mengawasi sembari memberikan masukan-masukan penting terkait teknik permainan dan improvisasi.

"Kami juga membuat kelas besar tentang bagaimana cara mengkomunikasikan berbagai ensembel itu dalam sebuah komposisi musik," ujar Hansen. Menurutnya, proses belajar jazz butuh waktu panjang. 

BACA JUGA:Mau Diskon Tiket Jazz Gunung? Pakai Kode Harian Disway, Begini Caranya

Tidak hanya soal teknik bermain. Tapi lebih pada bagaimana mereka harus terhubung dengan musik, instrumen asli yang dibawakan, soul ketika membawakan atau memainkannya, dan sebagainya. 


Jazz Gunung Bromo, Begini Serunya Residensi Bromo Jazz Camp. Para mentor Bromo Jazz Camp, dari kiri: Kevin Yosua, Hansen Arief, dan Sri Hanuraga.-Julian Romadhon-HARIAN DISWAY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: harian disway