Serangan itu didukung oleh pemerintahan Orde Baru sebagai upaya untuk menggulingkan kepemimpinan Megawati dari kantor pusat PDI. Kerusuhan meluas ke beberapa wilayah di Jakarta, termasuk Jalan Diponegoro, Salemba, dan Kramat.
Hasil penyidikan Komnas HAM mencatat bahwa lima orang pendukung Megawati tewas, 149 orang terluka, dan 23 orang hilang. Pada saat itu, pemerintah menuduh aktivis Partai Rakyat Demokratik (PRD) sebagai penggerak kerusuhan. (*)