19 Kelas di SMAN 1 Cimarga Mogok Sekolah, Diduga karena Kekerasan Kepsek

19 Kelas di SMAN 1 Cimarga Mogok Sekolah, Diduga karena Kekerasan Kepsek

Spanduk yang terbentang di tugu masuk SMAN 1 Cimarga.-Nurandi-radarbanten.co.id

HARIAN DISWAY - Ratusan siswa SMA Negeri 1 Cimarga, Kabupaten Lebak melakukan aksi mogok sekolah massal pada Senin, 13 Oktober 2025.

Aksi tersebut dipicu oleh kasus dugaan tindak kekerasan di sekolah. Disebutkan Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga Dini Fitria diduga menampar seorang siswa.

Tercatat sebanyak 19 kelas dibiarkan kosong tanpa siswa yang hadir mengikuti aktivitas pembelajaran pada hari itu. Meski demikian, para guru terlihat tetap beraktivitas seperti biasa di lingkungan sekolah.

Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga Dini Fitria membenarkan adanya aksi mogok sekolah tersebut. Dia menegaskan jika dirinya dan para guru tetap menjalankan tugas meskipun situasi sekolah sedang tidak kondusif. 

BACA JUGA:Deni Wicaksono Tetap Kawal Kasus Pungli SMAN 1 Kampak setelah Kepala Sekolah Dicopot

BACA JUGA:Dispendik Jatim: 6.178 Sekolah Siap Ikuti Tes Kompetensi Akademik 2025

“Kita mah tugasnya melayani. Kita berniat melayani, kita kerja aja. Kemarin juga saya koordinasi dengan Wakasek tolong share di grup. Ada grup di HP share. tolong KBM jaga kondusif,” jelas Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga kepada awakmedia radarbanten.co.id, pada Senin, 13 Oktober 2025.

Menurut Dini, aksi tersebut muncul setelah beredar kabar dirinya terlibat dalam dugaan tindak kekerasan terhadap seorang siswa.

Ia menyebut pihak sekolah telah melakukan komunikasi dengan para wali murid untuk menjelaskan duduk perkara yang sebenarnya.

“Tetap seperti itu info-nya. Ternyata ya di belakang layar anak-anak punya cerita sendiri. Pihak sekolah sudah mencoba berkomunikasi dengan orang tua muridnya,” ujarnya.

BACA JUGA:Solo Jadi Kota Pertama Gelar Ekstrakurikuler Roblox di Sekolah

BACA JUGA:Prabowo Janji Bangun 500 Sekolah Rakyat, Mulai dari Margaguna Jakarta

Dini menuturkan dirinya menghormati keputusan para siswa yang memilih melakukan aksi tersebut meski mendengar adanya dugaan pihak lain yang memprovokasi kejadian.

“Siswa memilih untuk tidak masuk sekolah. Saya sih enggak mau apriori. Tetapi saya dapat bocoran-bocoran. Ada backing di belakang ini,” pungkas Dini Fitria.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: