Malamnya, Ilyas menelepon Irma lagi hendak menanyakan sesuatu. Namun, telepon Irma mati. Esoknya Ilyas menelepon Irma lagi, tak terjawab lagi. Esoknya lagi juga begitu. Maka, Ilyas menanyakan kondisi Irma ke Asep.
Ilyas: ”Asep mengatakan bahwa Irma kabur dari rumah. Membawa HP dan semua uang. Saya tidak percaya. Lalu, saya mencari tahu dari teman-teman Irma. Kata seorang teman, Irma kerja di Bali. Saya tanya, kenapa HP-nya tidak aktif? Dijawab, memang HP Irma tidak aktif, tapi dia mengatakan ke Bali.”
Menurut Ilyas, Asep mengatakan soal kaburnya Irma itu dengan gaya yakin. ”Malah, ia menyuruh saya lapor polisi,” ujar Ilyas.
Ilyas dan keluarga Irma lainnya mulai gelisah sejak Maret 2024. Sebab, Irma sudah dua bulan tak bisa dihubungi. Di rumah tak ada, HP tak bisa dihubungi. Asep tetap pada keterangan semula, yakni Irma kabur.
BACA JUGA: Pembunuhan Fitria Wulandari, Bagai Anjing Penjaga Bunuh Majikan
BACA JUGA: Konflik Keluarga dalam Pembunuhan di Subang
Pihak keluarga belum melapor ke polisi. Mereka yakin bahwa Irma menenangkan diri dari kemelut rumah tangga, tapi mereka tak tahu keberadaan Irma. Mereka terus mencari tahu keberadaan Irma, tapi nihil.
Minggu, 28 Juli 2024, pria bernama Dedi mendatangi rumah keluarga Irma. Dedi mengabarkan, Irma sudah lama meninggal, dibunuh Asep.
Tentu, pihak keluarga kaget. Melontarkan pertanyaan bertubi-tubi ke Dedi. Dedi pun menjawab semuanya secara detail, Irma dibunuh Asep bersama tiga temannya dengan cara digorok. Informasi itu didapat Dedi dari satu di antara tiga teman Asep yang membantu pembunuhan Irma.
BACA JUGA: Jadilah Detektif di Pembunuhan Desy
BACA JUGA: Juni 2023, Tiap 3 Hari Ada 2 Pembunuhan di Jawa Timur
Kata Dedi, mayat Irma dikubur tak jauh dari rumah kontrakan yang dihuni Asep dan Irma, tapi Dedi tidak tahu titik persis kuburannyi.
Selasa, 30 Juli 2024, keluarga Irma melaporkan itu ke Polsek Pacet, Bandung. Dari laporan tersebut, tim polisi bergerak menangkap Asep.
Dalam interogasi awal, Asep mengakui membunuh Irma. Ia mengaku membunuh Irma dengan dibantu tiga temannya: Abdul Gani, 22; Usman Soleh, 30; dan Agus Kurnia, 21. Satu di antara tiga orang itulah yang menceritakan pembunuhan tersebut kepada Dedi. Sebab, menurut pelaku kepada Dedi, pelaku merasa hidup tidak tenang.
Polisi menangkap juga tiga teman Asep yang membantu membunuh Irma. Empat pria itu ditangkap tim polisi tanpa perlawanan. Kasus tersebut kemudian ditangani Polresta Bandung.
Kapolresta Bandung Kombes Kusworo Wibowo dalam jumpa pers di Mapolresta Bandung Jumat, 2 Agustus 2024, mengatakan, ”Tersangka AS membunuh IN dengan cara menggorok dengan golok. Tiga tersangka lain membantu tersangka AS dengan cara memegangi tangan dan kaki korban, juga membekap mulut korban agar tidak berteriak.”