Sempat Dikira Transgender, Petinju Kontroversial asal Aljazair Imane Khelif Sabet Emas di Olimpiade Paris 2024

Sabtu 10-08-2024,13:29 WIB
Reporter : Tri Septi Hari Nikita*)
Editor : Taufiqur Rahman

HARIAN DISWAY - Sempat diduga merupakan transgender, atlet tinju wanita asal Aljazair Imane Khelif berhasil mengantongi emas di Olimpiade Paris 2024.

Ia menjadi petinju wanita pertama dari negaranya yang menyabet emas di ajang Olimpiade.

Imane Khelif berhasil mengalahkan Yang Liu, perwakilan China di babak final. Petinju berusia 25 tahun itu diumumkan sebagai pemenang dalam cabang olahraga (cabor) tinju kelas 66kg putri dengan keputusan bulat oleh para juri di Stadion Rolland-Garros pada Jumat malam (9 Agustus).

BACA JUGA:Top! Spanyol Rebut Emas Sepak Bola Olimpiade Paris 2024, Bungkam Prancis di Kandang Sendiri

Para pendukung Khelif datang dengan persiapan bendera Aljazair dan bersorak keras saat Khelif memasuki arena sebelum pertarungan.

Mereka menyemangatinya dari ronde pertama hingga upacara penyerahan medali saat Khelif berdiri dengan bangga di tengah podium dengan medali emas di dadanya.

"Itu adalah impian saya (untuk memenangkan medali ini,Red) dan saya sangat senang hari ini bahwa saya adalah peraih medali emas Olimpiade," ujar Khelif kepada BBC setelah memenangkan pertarungan.

"Delapan tahun kerja keras, delapan tahun terlalu lelah, delapan tahun tidak tidur – (ini,Red) fantastis," tambahnya.


Wasit pertandingan Jakov Peterson mengangkat tangan petinju Aljazair Imane Khelif untuk mengumumkan pemenang final tinju putri kelas 66 kg di Olimpiade Paris 2024.-Maja Hitij-Getty Images

Setelah wasit mengangkat tangan kirinya sebagai pertanda bahwa dirinya memenangkan pertandingan, ia kemudian memberi hormat kepada penonton sebelum menari-nari mengelilingi ring.

Hal ini sangat kontras dengan adegan di akhir pertarungan perempat finalnya, di mana ia menangis saat memeluk timnya.

BACA JUGA:Kualitas Medali Olimpiade Paris Dikritik, Baru Seminggu Warnanya Pudar

"Saya adalah wanita. Saya menjadi sasaran perundungan dan kampanye (kebencian,Red) yang sengit, dan (medali emas,Red) ini adalah respons terbaik bagi mereka,” kata Khelif tentang seperti yang dilansir AFP, Sabtu, 10 Agustus 2024.


Imane Khelif dari Aljazair memegang bendera Aljazair saat merayakan kemenangannya melawan Liu Yang.-Peter Cziborra-REUTERS

Begitu Khelif turun dari ring, anggota timnya mengangkatnya tinggi-tinggi di pundak mereka dan menuntunnya mengelilingi arena sementara peraih medali emas itu menikmati tepuk tangan penonton sembari mengibarkan bendera Aljazair.

Atlet kelahiran 1999 itu mengucapkan terima kasih kepada para pendukung Aljazair yang memadati arena, serta mereka yang mendukungnya.

“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang Aljazair yang berada di Paris, di seluruh dunia, dan di Aljazair,” katanya setelah pertarungan.

BACA JUGA:Update Klasemen Medali Olimpiade Paris 2024, Indonesia Tembus 30 Besar!

"Saya sepenuhnya memenuhi syarat untuk ambil bagian, saya seorang wanita seperti wanita lainnya. Saya terlahir sebagai wanita, menjalani hidup sebagai wanita, dan berkompetisi sebagai wanita," ujar Khelif saat ditanyai pada konferensi pers yang mempertanyakan perihal kelayakan yang menghantuinya selama Olimpiade berlangsung.

“Mereka (cibiran, perundungan,Red) adalah musuh kesuksesan. Dan itu membuat kesuksesan saya terasa istimewa karena serangan-serangan ini,” tambahnya.


Imane Khelif (merah) melawan petinju Italia Angela Carini di cabor tinju kelas 66kg pada ajang Olimpiade 2024 di North Paris Arena, Villepinte, 1 Agustus 2024.-MOHD RASFAN-AFP

Kontroversi mengenai jenis kelamin Imane Khelif pertama kali menghebohkan dunia saat lawannya, Angela Carini, memutuskan untuk menyerah saat bertanding melawan Khelif hanya di detik ke-46.

Atlet perwakilan Italia tersebut mengaku bahwa dirinya tidak pernah ‘dipukul sekeras itu oleh seseorang’ pada saat diwawancarai.

Spekulasi negatif tentang Imane Khelif menyebar dan sontak menjadi viral di media sosial. Media kemudian mengetahui bahwa Khelif sempat didiskualifikasi beberapa jam sebelum pertandingan perebutan medali emas di Kejuaraan Dunia wanita di New Delhi tahun lalu.

Keputusan tersebut diambil setelah ia gagal memenuhi kriteria kelayakan Asosiasi Tinju Internasional (IBA), yang melarang atlet dengan kromosom XY laki-laki bertanding di ajang wanita.

BACA JUGA:Gila! Rizki Juniansyah Rebut Emas Kedua buat Indonesia, Cetak Rekor Olimpiade dan Sejarah Besar!

Atlet lain yang juga bertanding di Olimpiade Paris 2024, Lin Yu-ting, juga kehilangan medali perunggu pada kompetisi yang sama, setelah ia juga gagal memenuhi kriteria tersebut.

Komite Olimpiade Internasional (International Olympic Committee) kemudian menolak hasil tes yang diperintahkan IBA terhadap Khelif dan Lin sebagai sesuatu yang sewenang-wenang dan tidak sah, dengan mengatakan bahwa tidak ada alasan untuk melakukannya.

Khelif mengatakan bahwa ia tidak memahami tindakan IBA. "Semua yang dikatakan tentang saya di media sosial tidak bermoral. Saya ingin mengubah pikiran orang-orang di seluruh dunia," kata dia.

"Sejak tahun 2018, saya berkompetisi di bawah otoritas IBA dan mereka tahu segalanya tentang saya. Saya tidak mengenali IBA ini. Beberapa anggota membenci saya dan saya tidak tahu mengapa.”

"Saya mengirim pesan kepada mereka hari ini bahwa kehormatan saya di atas segalanya," jelasnya pada konferensi pers setelah kemenangannya.

Imane Khelif juga menjadi petinju pertama dari Aljazair yang meraih medali emas sejak Hocine Soltani di Olimpiade Atlanta 1996.

*)Mahasiswa Politeknik Negeri Malang, peserta Magang Regular di Harian Disway

Kategori :