Naskah dari bahan daluang dan kertas, lanjut Ajeng, akan lebih sulit dibedakan jika bentuk naskah sudah berjilid. Oleh karena itu, perlu identifikasi lanjutan berdasarkan bahan berserat kasar atau halus.
Museum Mpu Tantular memiliki lima lemari penyimpanan naskah kuno di ruangan koleksi. Tim pengmas dan filolog telah menyelesaikan tiga lemari secara acak untuk mendata dan mengidentifikasi bahan naskah.
BACA JUGA:Anugerah Patriot Jawi Wetan II 2024: Seleksi sudah menyaring Jadi 114 Desa/Kelurahan
Tahapan selanjutnya yang dilakukan oleh Tim Pengmas Basasindo adalah menginput data naskah kuno ke dalam format borang yang telah disampaikan oleh narasumber pada pelatihan katalogisasi sebelumnya.
Selain memasukkan data, tim pengmas dan pihak museum Mpu Tantular juga melengkapi informasi tambahan berupa berat naskah.
“Pihak museum juga menghendaki munculnya info tentang berat naskah,” kata ketua tim pengmas sekaligus dosen Basasindo tersebut.
BACA JUGA:Persaudaraan 98 Dukung Khofifah-Emil
Hal ini dilakukan untuk dapat mengenal lebih jauh dan dapat menyajikan informasi lengkap yang termuat dalam naskah yang ada.
*) Artikel ini ditulis oleh Navara Darisya Salma dari Universitas Airlangga, reporter magang Disway Internship Program Batch 8.