Mengendus Sinyal Positif Penguatan Rupiah dari The Fed

Sabtu 31-08-2024,21:19 WIB
Oleh: Sukarijanto*

MEMASUKI semester II 2024, nilai tukar rupiah perlahan makin perkasa. Pada awal Juli, rupiah berada di Rp 16.321 per dolar Amerika Serikat (AS) dan per Kamis, 11 Juli, berada di Rp 16.195 per dolar AS. 

Penguatan rupiah belakangan ini dipicu oleh sejumlah parameter ekonomi yang menguatkan kecenderungan bahwa otoritas keuangan AS hendak mengendurkan pengetatan ekonomi. 

Kebijakan The Fed saat ini masih mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 5,25– 5,5 persen. Level itu telah dipertahankan sejak Juli 2023. Pengetatan dilakukan untuk mengerem laju tingkat inflasi dalam negeri AS, yang efeknya kian menekan nilai rupiah dan beberapa mata uang dunia. 

BACA JUGA: Urgensi Konfigurasi Ulang Strategi Menghadapi Pelemahan Rupiah

BACA JUGA: 5 Fakta Perekonomian RI Melemah: Dari Rupiah Anjlok hingga Marak PHK Karyawan

Konsekuensinya, tekanan dolar AS terhadap mata uang domestik negara mitra dagangnya kian membebani neraca pembayaran karena sebagian komponen kewajiban atau utang luar negeri dalam bentuk dolar AS. 

Untungnya, berembus angin segar yang beredar di dalam negeri AS bahwa muncul dorongan kuat ekspektasi pelaku pasar terhadap penurunan suku bunga The Fed yang diperkirakan terjadi pada September 2024. 

Sebab, pelaku pasar melihat indikasi kuat sinyal pemangkasan suku bunga The Fed seiring pelemahan data-data ekonomi AS. Misalnya, melemahnya average hourly earnings yang merupakan acuan pendapatan rata-rata pekerja per jam. 

BACA JUGA: Rupiah Cemas

BACA JUGA: Nilai Rupiah Hampir Tembus Rp 16.300 per Dolar AS, Jokowi Hanya Bilang Begini

Sementara itu, unemployment rate adalah tingkat pengangguran dalam persentase dengan membagi jumlah individu yang menganggur jika dibandingkan dengan total individu di satu wilayah dalam satu angkatan kerja. 

Sedangkan data non-farm payrolls AS adalah salah satu indikator lain yang fundamental yang banyak dijadikan rujukan oleh para investor terkait kondisi kesehatan ekonomi AS. Sebab, data itu memberikan gambaran terkait jumlah penyerapan tenaga kerja baru di AS, apakah mengalami penguatan atau sebaliknya.

Meski terdapat sinyal positif akan dilakukannya pemangkasan suku bunga The Fed, para petinggi The Fed belum menemukan kata sepakat kapan dilakukan pelonggaran dan besaran fed fund rate (FFR) yang akan dipangkas. 

BACA JUGA: Nilai Rupiah Melemah, Pemerintah Naikkan BI Rate hingga 25 bps, Airlangga Paparkan Alasannya

BACA JUGA: Terdampak Timur Tengah, Nilai Tukar Rupiah Mendekati Era Krismon

Kategori :