Ekspor Menguat, Rupiah Membaik
Lapangan Penumpukan Kontainer.- Humas PT TPS-
HARIANN, DISWAY - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat terus tertekan. Pada perdagangan terakhir pada Jumat 10 Januari 2025 berada di level Rp 16.317 per USD. Angka itu merupakan level terendah selama satu bulan terakhir.
Pengamat Ekonomi Universitas Airlangga Akhmad Jayadi meyakini, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di 2025 bisa membaik. Banyak faktor yang membuat ia meyakini hal tersebut. Misalnya, program makan bergizi gratis dan pembayaran PPN 12 persen yang hanya diberikan kepada barang di atas Rp 30 miliar.
Baginya, kondisi tersebut akan tetap menjaga daya beli masyarakat. “Konsumsi agregat tetap terjaga, akhirnya pendapatan nasional tetap aman. Daya beli akan memengaruhi inflasi. Inflasi akan pengaruhi kurs rupiah,” katanya kepada Harian Disway, Minggu 5 Januari 2024.
Pada dasarnya, fundamental makro yang harus terjaga. Karena, ketika fundamental makro itu stabil, gejolak nilai tukar rupiah tidak terlalu terjadi signifikan. “Kalau hal itu rapuh, bisa menjadi masalah tersendiri. Selain itu yang harus dikuatkan juga adalah pasar keuangan kita,” ungkapnya.
BACA JUGA:Tiongkok Salip Jepang Jadi Eksportir Mobil Terbesar di Dunia
BACA JUGA:Mencermati Peluang Ekspor Produk Halal pada 2025
Fundamental makro pada 2025 dinilainya tidak akan seburuk tahun sebelumnya. Tahun lalu, perang Ukraina-Rusia sangat berdampak pada pemasaran minyak bumi. Kondisi itu berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi global. Termasuk Indonesia sangat merasakan dampaknya.
“Tapi bahaya ketika di 2025 nanti akan ada gejolak yang menyebabkan perubahan harga global. Terutama minyak bumi. Itu yang saya kira, akan berpengaruh terhadap rupiah. Walau angkanya saat ini terus tertekan, tapi saya yakin, ke depan perlahan bisa menguat,” terangnya.
Di sisi lain, kedekatan Presiden RI Prabowo Subianto dengan negara-negara lain akan menjadi nilai positif tersendiri bagi Indonesia. Sebab, komunikasi itu bisa menjadi daya tarik investasi untuk masuk ke Indonesia. “Di samping beliau meneruskan komunikasi politik yang telah dibangun oleh Joko Widodo,” ucapnya.
Kedekatan itu juga akan memengaruhi kinerja ekspor Indonesia. Kinerja ekspor yang baik, akan membantu menahan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. Khususnya dolar AS. Pelemahan rupiah terhadap dolar baginya memang akan memberi dampak negatif.
BACA JUGA:Ekspor Jatim Terus Tumbuh Positif
BACA JUGA:Kinerja Ekspor Surabaya Meningkat, Emas hingga Ikan Olahan Jadi Komoditas Andalan
Kondisi itu sangat menguntungkan kinerja ekspor Indonesia. Sebab, harga-harga barang di Indonesia terasa lebih murah. Dampaknya, nilai rupiah akan menguat.
“Kabar buruknya, ketika pelemahan rupiah terus terjadi, dan kita tidak bisa memanfaatkan dengan meningkatkan ekspor. Itu akan memperburuk neraca perdagangan Indonesia,” bebernya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: