HARIAN DISWAY - Rumah sakit atau RS Kemenkes Surabaya digadang-gadang menjadi RS UPT Vertikal terbesar di Indonesia.
Saat ini, pembangunan fisik sudah mencapai 100 persen. Rampung sesuai target. Rencananya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang akan meresmikan pada Jumat, 6 September 2024.
Tentu, akan menjadi kado terakhir Jokowi sebelum lengser dari kursi presiden pada 20 Oktober 2024. RS UPT Vertikal ini memang bagian dari misi Jokowi.
Terutama agar masyarakat Indonesia tak perlu lagi berobat ke luar negeri. Khususnya ke Singapura dan Malaysia.
BACA JUGA: Jokowi Resmikan RS Kemenkes Termahal di Surabaya Besok
BACA JUGA:Operasi Pemisahan Bayi Kembar Siam di RSUD dr Soetomo: Arselo Selamat, Arsenio Meninggal Dunia
Pemerintah menganggap kebiasaan berobat ke luar negeri itu merugikan. Sebab, bisa kehilangan Rp 163 triliun devisa sektor kesehatan selama satu tahun.
RS tersebut akan menjadi pusat penanganan otak, jantung, dan kanker. Tiga jenis katastropik yang mematikan di Indonesia. Dan memang menjadi perhatian pemerintah setelah badai pandemi Covid-19.
Penyakit jantung pada anak, misalnya. Angka kematiannya sangat tinggi. Bahkan rata-rata 7 ribu bayi meninggal akibat penyakit jantung tiap tahun.
BACA JUGA:Perjuangan Orang Tua Bayi Kembar Siam Arselo-Arsenio, Baru Curiga saat Kandungan Berusia 7 Bulan
BACA JUGA:Ciputra Hospital Surabaya Resmi Dibuka, Punya Fasilitas Terbaik se-Surabaya
Statistik lain lebih mengerikan lagi. Setiap tahun sebanyak 4,8 juta bayi yang lahir.
Sepuluh persen dari jumlah itu atau setara 48 ribu bayi mengalami kelainan jantung bawaan. Dan di antaranya 12,5 ribu bayi tergolong kritis.
Begitu pula dengan stroke maupun kanker. Angka kematiannya masih menjadi momok. Karena itu, RS UPT Vertikal Surabaya ini diharapkan bisa menjadi solusi.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sempat meninjau pembangunannya pada 13 Januari 2024. Ia berharap RS Kemenkes termahal ini bisa menjadi superhub atau penyangga untuk wilayah Indonesia Timur.