Di awal saya jadi wartawan, sekitar tiga dekade lalu, ada wartawan pakai kamera otomatis. Bebas fokus, speed, diafragma, ASA film. Teman bergurau: ”Di dalam kamera (made in Japan) ada fotografer Jepang.” Itulah modernitas. Kini wartawan tiduran di rumah, bisa minta polisi foto pembunuhan dari CCTV. Dikirim via HP. Modernitas meningkat.
NASKAH ini bukan tentang jurnalistik. Melainkan, pidato Presiden Jokowi saat meresmikan pembukaan Kongres ISEI 2024 di Surakarta, Kamis, 19 September 2024. Jokowi, antara lain, mengatakan:
”Tantangan kita, peningkatan otomasi di berbagai sektor kerja. Sekarang ini semua mulai masuk ke sana. Awal, kita masih otomasi mekanik. Kemudian muncul AI (artificial intelligence), muncul pula otomasi analitik. Setiap hari muncul hal-hal baru. Dan, kalau kita baca, 2025 pekerjaan yang akan hilang itu ada 85 juta. Sebuah jumlah yang tidak kecil.”
BACA JUGA:5 Fakta Perekonomian RI Melemah: Dari Rupiah Anjlok hingga Marak PHK Karyawan
BACA JUGA:PHK Jadi Ancaman di Industri Teknologi, Ini Solusi Prabowo-Gibran
Dilanjut: ”Kita (pemerintah) dituntut untuk terus buka lapangan kerja. Tapi, justru di 2025 ada 85 juta pekerjaan akan hilang karena tadi, adanya peningkatan otomasi di berbagai sektor.”
Mengerikan… Pernyataan Presiden Jokowi itu jika sungguh-sungguh terwujud di tahun depan, dampaknya mengerikan. PHK besar-besaran. Bisa berimbas negatif ke mana-mana….
Daya beli masyarakat anjlok ekstrem. Gerak roda ekonomi melambat drastis. Jumlah orang miskin melejit. Sangat banyak orang stres. Jumlah pelaku kriminal melonjak. Orang yang kepepet kebutuhan dasar tapi tidak berbuat kriminal, jadi gelandangan, pengemis, pengamen, pak ogah (pemuda yang tangannya melambai di perempatan jalan, lalu minta duit). Intinya, kekacauan sosial-ekonomi.
BACA JUGA:Google PHK Ratusan Karyawannya, Tim Google Assistant, Pixel dan Fitbit Kena Imbas
BACA JUGA:RUU ASN Resmi Disahkan, Pemerintah Jamin Tenaga Honorer Tidak Di-PHK Masal
Dikutip dari The Guardian, Senin, 22 Mei 2023, berjudul AI Will Take Some Jobs, but Mass Unemployment Isn’t Inevitable, persis seperti jiwa kalimat yang diucapkan Jokowi itu. Yakni, kemajuan yang mengejutkan bidang kecerdasan buatan (AI) akhir-akhir ini membuat banyak orang sedunia khawatir bakal kehilangan pekerjaan mereka.
Naskah itu ditulis Prof Erin Ling, dosen AI di University of Surrey, kampusnya di Guildford, sekitar 60 kilometer dari London, Inggris.
Diungkap, kondisi tidak menyenangkan itu makin mengkhawatirkan ketika Bapak AI Dunia Geoffrey Hinton mengundurkan diri dari Google awal Mei 2023. Hinton mengatakan, ia mundur karena khawatir tentang potensi teknologi tersebut (AI) bakal mengubah pasar kerja di dunia.
Di saat Hinton mengundurkan diri, perusahaan raksasa IBM baru saja mem-PHK 7.800 karyawan yang pekerjaan mereka segera digantikan AI. Pastinya demi efisiensi. Menghemat jutaan dolar gaji pegawai dan segala fasilitas. Kerja nonstop. Pun, bebas demo mogok kerja, cuti hamil, tuntutan naik gaji, atau karyawan membolos pura-pura sakit.
BACA JUGA:Isu PHK Besar-besaran di Indonesia Marak, Ini 5 Tips Hadapi Layoff Anxiety