Leedon Hotel Surabaya Rayakan Hari Batik Nasional: Dari Fashion Show hingga Membatik dengan Sentuhan Modern

Minggu 13-10-2024,00:30 WIB
Reporter : Elsa Amalia Kartika Putri*)
Editor : Taufiqur Rahman

BACA JUGA:Lestarikan Budaya ala Pemuda Berkain Surabaya

Para staff turut memeriahkan acara setelah sambutan dengan peragaan Fashion Show. Seluruh pakaian yang digunakan oleh para staff Leedon Hotel Surabaya disponsori oleh Bateeq dan juga Paul Etire.


Fashion Show oleh staf front liner Leedon hotel Surabaya pada acara Batik Day Celebration di Leeden Hotel and SuitesSurabaya-Martinus Ikrar Raditya-Harian Disway

Sebelum beranjak ke acara sebelumnya, para tamu undangan dan seluruh tamu undangan foto bersama - sama.

Acara dilanjutkan dengan penampilan dari Putri Batik dan Bordir Jawa Timur 2024, Ken Amryta Akeela El Jati yang masih berumur 11 tahun.

Ken membawakan lagu ciptaannya sendiri mengania batik. Dia mendapatkan beberapa pertanyaan dari para tamu undangan. Perihal bagaimana cara pelestarian batik baginya yang merupakan seorang kawula muda.  

“Sebagai generasi muda kita harusnya memiliki kepekaan untuk membatik dan menggunakan batik. Dengan demikian kita tidak hanya bangga, namun juga akan mengetahui makna filosofis dari apa yang kita kenakan,” katanya

BACA JUGA:Kain Untuk Investasi? Ini Jawaban Pemuda Berkain Surabaya

Ken menambahkan bahwa kain batik yang sangat berkesan baginya adalah batik ‘sendang dulur’. Batik dengan makna mata air yang mengalir tersebut bersal dari Lamongan, kota kelahiran Ibunda Ken.

Acara puncak yakni membatik dimulai pada pukul 12.20 WIB, seluruh tamu undangan diberikan kesempatan untuk berpartisipasi.

Kain yang digunakan untuk membatik sebelumnya sudah di blad pensil oleh para anggota ISIK dengan motif mega mendung dan juga motif kawung. Dengan sentuhan modernisasi, peralatan membatik seperti canting sudah menggunakan yang elektrik. 


Anak dari owner Leeden Hotel Surabaya, Ibu Inggrid saat mencanting batik pada acara Batik Day di Leeden Hotel and Suites Surabaya-Martinus Ikrar Raditya-Harian Disway

Wakil Ketua KCBI cabang Surabaya Enny Handayani membagikan pengalaman pertamanya menggunakan canting elektrik 

“Ini kali pertama saya menggunakan canting elektrik. Menurut saya karya tradisional bangsa harus menyesuaikan zaman. Dengan adanya modernisasi ini sebuah titik temu yang sesuai,” jelasnya.

BACA JUGA:Berbagi Wawasan Motif Batik, Komunitas Cinta Berkain Indonesia selalu Adakan Pertemuan dengan Tema

“Komutias Cinta Berkain menggunakan kain batik tanpa dipotong sedikitpun. Karena bayangkan jika sebuah maha karya yang sesulit itu dan master piece Indonesia tersebut dipotong. Kami justru menghargai batik seperti pengrajinnya menghargainya. Namun tanpa kami harus menyalahkan mereka yang membuatnya menjadi gaun dan lainnya, karena hal tersebut juga sebuah karya,” tambahnya.

Kategori :