Yang ngeyelan, mungkin tidak akan sepakat dengan moto hidup Hian Tjen, "Kerja keras pasti ada hasilnya" (有志者事竟成 yǒu zhì zhě shì jìng chéng). Takdir Tuhan sering dibawa-bawa untuk dijadikan alasan pembenarnya. Misalnya dengan mengatakan, "Liat tuh, sudah mati-matian berusaha, toh tetap gagal juga. Kalau Tuhan menakdirkan tidak berhasil, mau jungkir balik bagaimanapun tetap tidak akan berhasil."
Tapi, yang berpikiran positif bisa menjawab sebaliknya, "Kalau yang jungkir balik saja belum tentu berhasil, apalagi yang leyeh-leyeh." Sebab, sebagaimana ditegaskan pepatah klasik Tiongkok, "成人不自在,自在不成人" (chéng rén bù zì zài, zì zài bù chéng rén): orang sukses tidak akan berleha-leha, orang berleha-leha tidak akan sukses.
BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan: Mohammad Nuh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 2009-2014: Gang Zheng Bu E
Hian Tjen buktinya. Terlahir dari keluarga sederhana di Pemangkat, Kalimantan Barat, ia harus tertatih-tatih dari bawah sebelum menjadi desainer ternama dengan karyanya yang memiliki detail rumit nan indah, dan siluet feminin nan elegan, sebagaimana sekarang.
Hebatnya lagi, sukses meniti karier sebagai desainer terkemuka, tidak membuat Hian Tjen berhenti bermimpi. Masih ada cita-cita besar lainnya yang ingin ia capai: berharap suatu saat bisa menjabat direktur kreatif di rumah mode ternama dunia seperti Dior dan Chanel. "Dengan begitu, aku bisa membanggakan nama Indonesia," katanya, dikutip dari sebuah laman berita.
BACA JUGA:Cheng Yu Pllihan Gabriel Prince Aktor: Zi Qiang Bu Xi
Ya, Hian Tjen memang laiknya orang yang dilukiskan Zheng Xie 郑燮 (1693–1765), pelukis sekaligus pejabat dinasti Qing, dalam syairnya tentang bambu, "千磨万击还坚劲,任尔东西南北风" (qiān mó wàn jī hái jiān jìng, rèn ěr dōng xī nán běi fēng): tak peduli seberapa kuat dan dari arah manapun angin yang menerpa, tetap tegak berdiri.
Dan kita, mesti banyak belajar dari Hian Tjen serta orang-orang yang tak takut dan benar-benar berusaha untuk mewujudkan mimpinya ini. (*)