PEMERINTAH Provinsi Jawa Timur beberapa bulan lalu, melalui BPS Jawa Timur, merilis angka kemiskinan di Jatim yang mencapai 9,79 persen pada periode Maret 2024. Capaian itu diperoleh dari data rilis berita resmi statistik (BRS) yang disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim.
Pencapaian penurunan angka kemiskinan Jawa Timur tersebut tentu sangat membanggakan karena terjadi penurunan yang sangat signifikan.
Pemerintah Kabupaten Blitar (tempat penulis bekerja), berdasar data dari BPS Kabupaten Blitar, per Maret 2024 angka kemiskinan di Kabupaten Blitar turun 0,53 persen. Yaitu, dari 8,69 persen menjadi 8,16 persen.
BACA JUGA:Percepat Zero Kemiskinan Ekstrem via Integrasi Keuangan Sosial Islam
Blitar menempati peringkat ke-4 kabupaten dengan angka kemiskinan terendah se-Jawa Timur, setelah Sidoarjo, Tulungagung, dan Banyuwangi.
Tingkat kemiskinan di Kabupaten Blitar juga lebih rendah jika dibandingkan dengan Provinsi Jawa Timur yang sebesar 9,79 persen dan nasional sebesar 9,03 persen. Selain itu, kemiskinan ekstrem Kabupaten Blitar juga turun turun 0,5 persen, dari 0,79 persen ke 0,29 persen.
Penurunan angka kemiskinan ekstrem itu berada di peringkat kedua terendah di Jawa Timur.
Penanganan kemiskinan adalah tujuan utama pencapaian suistanable development goals (SDGs); The first of the United Nations (UN) Sustainable Development Goals (SDGs) aims to ”end poverty in all its forms everywhere in 2030” (Ravallion, 2013).
BACA JUGA:Merdeka dari Kemiskinan
BACA JUGA:Inefisiensi Anggaran Kemiskinan
Penanganan kemiskinan dilaksanakan melalui pendekatan multidimensional yang melibatkan berbagai pihak. Baik unsur pemerintah, swasta, akademisi, maupun masyarakat.
Strategi perencanaan pengelolaan kemiskinan yang efektif sangat penting untuk mengatasi sifat kemiskinan yang kompleks dan multidimensi. Berbagai pendekatan penanganan kemiskinan perlu dilakukan, pendekatan yang terintegrasi, berbasis pengetahuan, dan informasi data.
Strategi itu sangat penting untuk mencapai pemberantasan kemiskinan yang berkelanjutan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat miskin.
BACA JUGA:Maling Sayur dan Kemiskinan