STKW dan Dua Dekade Perjuangan Meraih Status Negeri (9): Yuddan Fijar Meniti Prestasi di Kancah Nasional

Yuddan Fijar menerima penghargaan dalam Parade Lagu Daerah di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada 2018.-Yuddan Fijar-
STKW Surabaya memiliki dosen muda potensial. Yuddan Fijar Sugma Timur, namanya. Perlahan tapi pasti, ia mengukir jejak di kancah seni musik karawitan. Ia dikenal sebagai komposer dan pencipta lagu tradisional khas Jawa Timur.
Gema gamelan Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta (STKW) Surabaya mengalun. Sosok muda memainkan alat musiknya dengan perlahan.
Ialah Yuddan Fijar Sugma Timur. Komposer sekaligus dosen muda yang punya rekam jejak menjanjikan. Dua prestasi tingkat nasional pernah diraihnya.
Perjalanannya bermula dari rumah. Ayahnya adalah lulusan STKW jurusan Seni Tari. Ia mendirikan sanggar seni di kampungnya, Bondowoso.
Di sanalah benih seni tumbuh. Sejak SMP, Yuddan sudah aktif bermain band. Hobi yang kemudian dialihkan sang ayah ke jalur yang lebih terstruktur. Yakni ke musik tradisional.
Pertunjukan Yuddan Fijar saat mengikuti ajang Indonesia Bertutur di Jayapura pada 2017.-Yuddan Fijar-
Ia pun melanjutkan ke SMK Negeri 9 Surabaya, jurusan Seni Pertunjukan. Tempat pertama kali ia serius mempelajari karawitan. Tak lama setelah lulus, Yuddan melanjutkan studi ke STKW, tempat ayahnya pernah menimba ilmu.
Ia kuliah dari 2011 hingga 2015. Lalu melanjutkan S2 di ISI Surakarta dengan konsentrasi Pengkajian dan Penciptaan Seni, yang diselesaikannya pada 2017.
Setelah itu, ia kembali ke Jawa Timur. Kemudian langsung diminta membantu sebagai tenaga pengajar di almamaternya.
Namun, yang membuat namanya melambung bukan hanya latar belakang akademiknya. Melainkan prestasi nyata di kancah nasional. Pada 2017, ia mencatatkan prestasi monumental.
Yuddan masuk dalam nominasi Komposer Terbaik se-Indonesia dalam ajang Parade Lagu Budaya di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Di event yang sama, ia juga menyabet predikat 10 Penyaji Terbaik Tingkat Nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: harian disway