STKW dan Dua Dekade Perjuangan Meraih Status Negeri (9): Yuddan Fijar Meniti Prestasi di Kancah Nasional

STKW dan Dua Dekade Perjuangan Meraih Status Negeri (9): Yuddan Fijar Meniti Prestasi di Kancah Nasional

Yuddan Fijar menerima penghargaan dalam Parade Lagu Daerah di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada 2018.-Yuddan Fijar-

Puncaknya datang pada 2022. Yuddan terpilih sebagai salah satu dari 15 komposer muda terbaik se-Indonesia dalam program Indonesia Bertutur. Acara itu digelar di Jayapura, Papua. 

Itu bukan lomba. Tapi seleksi ketat untuk mewadahi suara-suara baru dalam musik tradisi. Ya, Yuddan mewakili Jawa Timur.

BACA JUGA:STKW dan Dua Dekade Perjuangan Meraih Status Negeri (5): Terancam Hadirnya ISI di Banyuwangi

“Itu yang menurut saya paling monumental. Karena kompetitornya dari seluruh Indonesia. Dan kami mewakili jawa timur,” jelas Yuddan.

Salah satu karya paling dikenangnya adalah Jember Indah Mempesona, lagu ikonik yang kini menjadi jingle identitas kabupaten Jember.

Lagu itu bukan sekadar hiasan. Tapi bukti bahwa seni tradisi bisa menjadi bagian dari pembangunan identitas daerah.

BACA JUGA:STKW dan Dua Dekade Perjuangan Meraih Status Negeri (4): Eksis dalam Bayang-Bayang Ketidakpastian

Yuddan juga aktif di belakang layar. Ia pernah membantu produksi musik di berbagai pertunjukan. Termasuk di SMKN 12 Surabaya.

Ia percaya, seni bukan hanya soal tampil di panggung. Tapi juga soal mendukung ekosistem seni dari dalam.

Namun di balik semua pencapaian itu, Yuddan menyimpan kekhawatiran mendalam: masa depan seni di Jawa Timur.

BACA JUGA:STKW dan Dua Dekade Perjuangan Meraih Status Negeri (3): Aktif Jalin Kerja Sama Internasional

Baginya, STKW sebagai satu-satunya kampus seni swasta di Jawa Timur harus segera menjadi perguruan tinggi negeri.


Gelar Komposer di Taman Budaya Jawa Timur pada 2022. Tampak Yuddan Fijar memainkan alat musik tradisional.-Yuddan Fijar-

“Dengan kekayaan budaya yang dimiliki provinsi ini, mustahil kita tidak memiliki perguruan tinggi seni negeri yang bisa mencakup semua kebutuhan seni di wilayah ini,” tegasnya.

Ia melihat bagaimana minat mahasiswa masih lebih tertarik untuk masuk ke kampus negeri, meski kurikulumnya tidak selalu fokus pada seni murni. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: harian disway