Seperti yang dikatakan Mark Poster, budaya elektronik (digital) mempromosikan ketidakstabilan identitas secara berkelanjutan karena terjadi proses multiplikasi formasi identitas.
Perlu diingat kembali bahwa teknologi ada untuk menunjang kehidupan manusia, bukan untuk menggantikan kedudukan manusia.
Oleh karena itu, penting bagi gen Z untuk berpikir kritis agar dapat memandang dan memakai teknologi kecerdasan buatan secara tepat berdasar kegunaannya.
Humanisme dan kecerdasan buatan dapat saling melengkapi jika keduanya bergerak mendukung kemaslahatan umat manusia.
Dengan kata lain, kecerdasan buatan pada hakikatnya tidak bermaksud untuk menggantikan peran manusia, tetapi mewujudkan harmoni atau keseimbangan hidup. (*)
*) Manuela Bernarda Serang adalah mahasiswa magister kajian sastra dan budaya, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga.