Keripik Pisang Diminati Pasar Tiongkok

Jumat 15-11-2024,05:00 WIB
Reporter : Michael Fredy Jacob
Editor : Tomy Gutomo

SURABAYA, HARIAN DISWAY – Sama hal dengan Indonesia, Tiongkok adalah pasar potensial. Jumlah penduduknya mencapai 1,4 miliar orang. Tidak hanya Indonesia yang dibanjiri produk Tiongkok, produk Indonesia punya potensi untuk masuk ke negeri yang pendapatan per kapita penduduknya hampir Rp 60 juta per bulan itu

Tidak mudah masuk ke pasar Tiongkok. Namun bukan hal yang mustahil. Sudah banyak contoh pengusaha Indonesia yang berhasil membawa produknya masuk ke pasar Tiongkok. Pekan lalu Founder Harian Disway Dahlan Iskan mengenalkan pengusaha kerupuk udang asal Semarang Goenawan Koesnandi Santoso saat business matching di Shenzhen di acara Business Adventures yang diadakan Harian Disway. 

BACA JUGA:Tiba di Shenzhen, Peserta Disway Business Adventures Langsung Kunjungi 2 Perusahaan

BACA JUGA:Zurich Jadi Travel Insurance Partner Disway Business Adventures

Goenawan menjadi contoh pengusaha Indonesia yang berhasil membawa produk Indonesia masuk ke pasar Tiongkok. Setiap bulan sudah ekspor 20-30 kontainer ke Tiongkok. Tahun depan diperkirakan 100 kontainer per bulan. 


Pengusaha Tiongkok dan pelaku UMKM di Jawa Timur berfoto bersama setelah business matching di kantor Disperindag Jatim, Kamis, 14 November 2024.-FOTO: MOCH SAHIROL-HARIAN DISWAY-

Saat ini, 45 pengusaha dari berbagai perusahaan di Tiongkok datang ke Indonesia. Mereka difasilitasi oleh Feihuang Group, lembaga partner Harian Disway di Tiongkok ini memfasilitasi pengusaha Tiongkok yang ingin berinvestasi di Indonesia. Sebaliknya juga memfasilitasi pengusaha Indonesia yang akan masuk ke pasar Tiongkok.

Kemarin, 45 pengusaha dari Tiongkok itu hadir di kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Timur. Dipertemukan dengan pelaku UMKM di bidang makanan dan minuman di Jawa Timur. Forum yang bertajuk Business Matching dengan Buyer Tiongkok itu mengenalkan produk-produk makanan siap ekspor dari para pelaku UMKM. 

BACA JUGA:AS dan Tiongkok Siap Dukung Program Makan Bergizi Gratis

BACA JUGA:Kemitraan Strategis Indonesia-Tiongkok

Owner PT Shanghai Mingyu Shipin Wang Bin Bin mengatakan, sudah lama dia ingin masuk ke Indonesia. Sayangnya, perusahaan yang dia dirikan 25 tahun silam itu kesulitan untuk memasarkan produk yang dibuatnya di Indonesia. Bukan karena kesulitan masalah izin. Tetapi, dirinya tidak memahami kebutuhan pasar Indonesia. 

“Kami menjual bumbu-bumbu masakan. Kami sudah ekspor ke beberapa negara. Seperti Singapura dan Thailand. Business matching ini menjadi peluang baru bagi kami,” katanya saat ditemui Harian Disway di kantor Disperindag Jatim, Kamis, 14 November 2024.


Pengusaha Tiongkok (kiri) mencicipi produk UMKM Jawa Timur di acara business matching pelaku UMKM dan Buyer Tiongkok di kantor Disperindag Jatim, 14 November 2024. -FOTO: MOCH SAHIROL-HARIAN DISWAY-

Hal serupa juga dirasakan oleh Ellenka, pengusaha yang bergerak memproduksi fiber crème. Sudah lama mereka ingin masuk ke pasar Tiongkok. Hanya saja, persyaratan yang sulit dan akses yang tidak ada membuat upaya perusahaan ini selalu menemui jalan buntu.

“Dari segi harga pasti berbeda. Izinnya juga pasti sangat sulit. Dengan kegiatan ini kita bisa mengetahui pasar Tiongkok seperti apa. Apa saja yang mereka butuhkan. Jadi, kita tidak mengira-ngira lagi untuk bisa masuk pasar di sana,” bebernya.

Kategori :