Surplus Ekspor Perikanan Indonesia Tahun 2024 Tercatat 5,63 Miliar Dolar AS

Kamis 21-11-2024,13:58 WIB
Reporter : Fatra Aditya*
Editor : Heti Palestina Yunani

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), peningkatan signifikan terjadi pada Agustus 2024. Di bulan tersebut, volume ekspor meningkat 34,2% dan nilanya tumbuh 10,7% dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya. 

Peningkatan ini menjadi penanda positif bagi kinerja ekspor perikanan nasional. Adapun Amerika Serikat (AS) tetap menjadi pasar utama bagi produk perikanan Indonesia dengan nilai ekspor mencapai USD 1,38 miliar.

Nilai ini sama dengan 32,6 persen dari total ekspor perikanan. "Kabar baiknya, pasar ekspor ke negara lain mengalami peningkatan," tuturnya. Budi mengurai, ekspor perikanan ke Tiongkok mengalami pertumbuhan 7,8 persen.

BACA JUGA: Karantina Jatim Sertifikasi Lobster Air Tawar Untuk Awasi Komoditas Perikanan

Sementara negara ASEAN meningkat sebesar 18,7 persen. Dia menegaskan negara-negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) dan Uni Eropa menjadi pasar penting.

Mengingat masing-masing menyumbang USD 569,75 juta (13,5 persen) dan USD 309,41 juta (7,3 persen) terhadap total ekspor produk perikanan Indonesia. Bahkan peningkatan terbesar terlihat pada ekspor ke Uni Eropa yang tumbuh 23,3 persen.

Itu dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. "Ini menunjukkan potensi besar bagi pasar Eropa yang dapat terus dimaksimalkan oleh pelaku usaha perikanan Indonesia," jelas Budi.

BACA JUGA: KKP Pastikan Mutu Produk Perikanan Untuk Dukung Program Makan Bergizi Gratis

Adapun produk perikanan utama pada periode ini terdiri dari beberapa komoditas unggulan seperti udang yang menjadi komoditas ekspor terbesar dengan nilai USD 1,18 miliar atau 28,1 persen dari total ekspor produk perikanan Indonesia.

Selain itu, komoditas lain seperti tuna-cakalang-tongkol (TCT) dan cumi-sotong-gurita (CSG) mengalami peningkatan signifikan, masing-masing tumbuh 7,9 persen dan 24,7 persen. 

Peningkatan sebesar 40,4 persen pada ekspor Rajungan-Kepiting juga memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan nilai ekspor keseluruhan. "Peningkatan ekspor CSG terutama didorong oleh permintaan yang kuat dari Tiongkok dan ASEAN," katanya. 

BACA JUGA: Festival Bandeng Jelak, Dinding Kantor Dinas Perikanan Kota Pasuruan Dihias Mural Cantik

Di saat yang sama, impor Indonesia mencatatkan penurunan yang signifikan hingga 26,2% hingga September 2024. Angka tersebut mencapai USD 366,98 juta dengan volume sebesar 212,49 ribu ton. 

"Penurunan impor ini menjadi sinyal baik bagi surplus neraca perdagangan perikanan kita," tutur Budi. Senada, Direktur Pemasaran Ditjen PDSPKP, Erwin Dwiyana mengatakan negara asal impor terbesar adalah Tiongkok.

Nilainya mencapai USD 64,96 juta atau 17,7 persen dari total impor perikanan. Angka tersebut menurun 42,6 persen dibanding tahun sebelumnya. Dia mengatakan penurunan terbesar terjadi pada impor makarel dan rajungan-kepiting.

BACA JUGA: Lalu Lintas Ekspor-Impor Hasil Produk Perikanan, Sinkronisasi dengan INSW

Kategori :