SURABAYA, HARIAN DISWAY - Merayakan Hari Disabilitas Internasional, Pendidikan Khusus Kota Surabaya menggelar pentas seni sekaligus pameran kriya di Royal Plaza lantai 2 pada Selasa, 3 Desember 2024. '
Ajang yang berlangsung hingga 4 Desember itu ditujukan untuk siswa-siswi dari Sekolah Luar Biasa (SLB) untuk mengekspresikan diri.
Pendidikan Khusus Kota Surabaya adalah bagian dari Dinas Pendidikan Kota Surabaya. Lewat pementasan dan pameran kirya itu, publik ditunjukkan bahwa anak-anak difabel memiliki potensi yang sama dengan lainnya.
Berslogan "ABK Bisa, PKLK Istimewa," acara itu menyampaikan pesan bahwa semua orang punya potensi yang sama besarnya.
Sebanyak 40 SLB se-Surabaya ikut berpartisipasi dalam kegiatan itu. Tarian remo membuka peringatan Hari Disabilitas. Penari-penari tersebut berasal dari SLB Bakti Asih Surabaya. Tiga penari laki-laki dengan mantap menari bersama. Hentakan kaki, ayunan selendang merah. Mereka tampil apik.
Dilanjutkan dengan pengenalan berbagai SLB dan program-program unggulannya masing-masing. Setiap SLB memiliki program unggulan guna menyokong difabel dalam berkarir di masyarakat. Mulai dari tata boga, kesenian hingga jasa. Berbagai program tersebut ada di bawah naungan Pendidikan Khusus Kota Surabaya.
BACA JUGA:Hari Disabilitas Internasional 3 Desember 2024, Sejarah dan 7 Cara Merayakannya!
BACA JUGA:Representasi dan Sosok Inspiratif bagi Kaum Disabilitas
Kepala SLB seluruh Surabaya dikenalkan bersama dengan program unggulan yang masing-masing mereka miliki diperingatan Hari Disabilitas Internasional, 3 Desember 2024. -Vincentius Andito-HARIAN DISWAY
Dalam sambutannya, Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah Pendidikan Khusus Kota Surabaya Ita Soesiyana berterima kasih pada semua pihak yang sudah membantu penyelenggaraan peringatan Hari Disabilitas Internasional itu. "Dari kegiatan ini, semoga ke depan para difabel bisa mendapatkan hak yang sama di masyarakat," ucapnya.
Kegiatan itu juga bertujuan memperlihatkan ke masyarakat. Bahwa anak-anak difabel juga bisa mandiri. Ita sebagai Kepala SLB Among Asih memfasilitasi siswa-siswinya untuk bekerja lewat program wirausaha.
"Kami memiliki toko yang menjual berbagai produk makanan. Mereka yang membantu mengelolanya," terangnya. Siswa-siswi di sekolah itu diperkenankan untuk magang di bagian pengemasan makanan. Bahkan jika mereka lulus dan belum bekerja, mereka bisa bekerja di sana.
Tak hanya Ita, SLB binaan Pendidikan Khusus Surabaya wilayah barat juga memiliki berbagai produk yang dihasilkan oleh murid-murid difabel. "Ada beberapa produk yang kami pamerkan. Seperti batik ciprat, sablon baju dan kain sulam," papar Kepala SLB Harapan Bunda Satria Wicaksana.
BACA JUGA:Agama dan Pusat Unggulan Iptek Bidang Disabilitas