Uang Longgar Berdampak Positif, Kucuran Uang Tunai Berpotensi Kerek Harga

Selasa 24-12-2024,08:00 WIB
Reporter : Michael Fredy Jacob
Editor : Noor Arief Prasetyo

HARIAN DISWAY - Bank Indonesia (BI) telah menyiapkan uang tunai Rp 133,7 triliun selama periode natal dan tahun baru (Nataru) 2024. Semua uang itu pun sudah didistribusikan ke seluruh bank di seluruh pelosok Tanah Air.

"Kita hitung untuk menyediakan uang layak edar Rp 133,7 triliun," kata Deputi Gubernur BI Doni P. Joewono, dalam konferensi pers, Rabu 18 Desember 2024.

Sebanyak 54 persen uang itu disebar di Jawa. Sumatera sebagian 21 persen. Sulawesi, Ambon dan Papua mendapat 12 persen. Lalu, Kalimantan kecipratan sembilan persen dan Bali-Nusa Tenggara sebesar empat persen.

Sekitar Rp 52,5 triliun atau sekitar 39,3 persen sudah tersalurkan ke bank. Ia optimistis, uang yang ditarik oleh bank di momen Natal-Tahun Baru 2024-2025 itu bakal mencapai 94 persen hingga Minggu keempat Desember 2024.

BACA JUGA:Bank Indonesia Respon Penggeledahan oleh KPK terkait Kasus Dana CSR

BACA JUGA:Bank Indonesia Sapa Akademisi di Labuan Bajo, 25–27 September 2024 (2-Habis): Jangan Sampai Peluang Ekonomi Menjadi Bumerang

Di samping itu, pada Nataru tahun ini, BI pun menyediakan uang tunai Rp 345 miliar untuk program Semarak Rupiah di Hari Natal Penuh Damai (Serunai) untuk. Program untuk penukaran uang tersebut diselenggarakan pada 15-20 Desember 2024.

Rinciannya, pecahan Rp 100 ribu disediakan sebanyak Rp 15 miliar. BI juga menyediakan pecahan Rp 50 ribu senilai Rp 20 miliar, pecahan Rp 20 ribu disiapkan Rp 25 miliar, pecahan Rp 10 ribu senilai Rp 50 miliar, dan Rp 5.000 sebanyak Rp 100 miliar. Sampai hari ini sudah hampir 54 persen yang ditarik atau senilai Rp 186,4 miliar. 


ilustrasi Petugas menata uang baru yang baru keluar dari gudang uang di Bank Indonesia, Surabaya, Jawa Timur.-Dok. Harian Disway-

Pengamat ekonomi dari Universitas Airlangga (Unair) Achmad Jayadi menjelaskan, yang dilakukan pemerintah adalah kebijakan uang longgar. Yakni menambah uang beredar di masyarakat. Kebijakan tersebut berdampak positif. Suku bunga turun. Tapi, efek lainnya, harga-harga akan naik. 

“Sekarang kan musim liburan. Jadi walau tidak ada kebijakan tadi, inflasi akan tetap terjadi,” katanya kepada Harian Disway, Minggu, 22 Desember 2024.

Apalagi, distributor dan agen tutup semasa libur panjang. Sehingga, jalur logistik tidak ada. Barang jadi langka. “Faktor-faktor itu akhirnya yang membuat terjadinya inflasi. Termasuk kebijakan uang longgar tersebut,” katanya lagi.

Tetapi, kebijakan uang longgar juga akan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Bahkan, ia memprediksi, pertumbuhan ekonomi triwulan empat ini akan lebih tinggi ketimbang triwulan sebelumnya. “Coba saja kita lihat di Januari nanti pertumbuhan ekonomi Indonesia nanti,” ucapnya. (*)

 

Kategori :