Tersangka Cahyo, 45, pembunuh pacar, Sugiarti, 44, tidak kabur. Ia justru lengket ke keluarga korban: Menghadiri permakaman, menangis, malamnya ikut acara yasinan. Sementara itu, polisi curiga Sugiarti dibunuh. Terus menyelidiki. Setelah bukti cukup, Cahyo diperiksa. Eee… pengakuannya berbelit. Tidak logis. Terus, HP-nya diperiksa polisi. Ketahuanlah motifnya.
MENGHAMILI, tidak tanggung jawab. Saat mendesak minta dinikahi, korban malah dibunuh. Itulah kesimpulan dugaan polisi atas motif tersangka membunuh korban.
Setelah mengaku, tersangka digelandang polisi untuk menunjukkan senjata pembunuhan. Tersangka patuh. Ia dinaikkan mobil, dikawal polisi. Lokasinya di semak cukup jauh dari TKP pembunuhan. Berupa kapak. Berbalut darah kering. Satu lagi, HP korban juga dibuang di sana, tapi sudah raib.
BACA JUGA:Cinta Ibu kepada Pembunuh
BACA JUGA:Pembunuhan Satu Keluarga saat Pagi Buta di Kediri
Kapolres Lampung Selatan AKBP Yusriandi Yusrin kepada wartawan mengatakan, ”Tersangka diduga membunuh korban karena panik lantaran terus-menerus diminta menikahi korban yang hamil.”
Kasus itu hampir lolos dari penyelidikan polisi. Sebab, keluarga korban menduga itu akibat kecelakaan. Lokasi mayat Sugiarti di dalam rumah kontrakan, persisnya di bawah tangga. Korban pun diduga jatuh dari tangga itu. Detail kronologi demikian:
Cahyo adalah duda pedagang di pasar. Sugiarti janda tanpa anak, tinggal sendirian di Dusun Kalirejo, Desa Jatibaru, Kecamatan Tanjung Bintang, Lampung Selatan. Mereka cukup lama pacaran. Kemudian, Sugiarti hamil (kehamilan awal).
BACA JUGA:Pembunuh Cewek Open BO
BACA JUGA:Selingkuh Finansial Picu Pembunuhan di Jalan Ngaglik
Rabu, 18 Desember 2024, sekitar pukul 14.00 WIB, Sugiarti ditemukan meninggal di rumah. Posisi di lantai, tubuh miring menghadap tangga. Dianggap keluarga, itu kecelakaan jatuh dari tangga. Namun, kepala bagian belakang korban terus mengucurkan darah. Diperiksa, ada luka menganga. Maka, keluarga menghubungi polisi.
Tim polisi mengolah TKP. Segera polisi menyimpulkan, itu pembunuhan. Dilanjut, pemeriksaan para saksi. Tetangga dan keluarga. Hasilnya, belum mengarah kepada calon tersangka. Polisi terus bekerja.
Jenazah Sugiarti dikirim ke RS Bhayangkara untuk autopsi. Polisi ingin kepastian penyebab kematian. Hasilnya, ada bekas pukulan benda tajam di belakang kepala. Sama dengan dugaan polisi. Hari itu juga jenazah dikembalikan kepada keluarga korban.
BACA JUGA:Kasus Pembunuhan Satu Dekade Lalu Terungkap gara-gara si Pelaku Mencuri Sepatu
BACA JUGA:Korban Perampokan dan Pembunuhan di Situasi yang Salah